Manado (ANTARA News) - Pemerintah kota (Pemkot) Manado melakukan berbagai upaya untuk memberikan kenyamanan pada anak-anak, supaya mereka tidak hidup di jalanan dan bekerja sebelum waktunya.
"Kami sudah melakukan pendataan di semua wilayah, rata-rata anak-anak yang kedapatan sudah bekerja terutama berjualan di pasar itu adalah para pendatang dan mereka tak punya identitas diri sebagai warga kota, bahkan orang tuanya juga bukan penduduk Manado," kata Wakil Wali Kota Manado, Harley Alfredo Benfica Mangindaan, di Manado, Senin.
Rata-rata mereka datang dari provinsi tetangga ikut orang tuanya menjadi pedagang di pasar-pasar tradisional di Manado dan hanya hidup menumpang di rumah saudara tanpa melapor kepada pemerintah setempat dan banyak menghabiskan hidupnya di pasar menjual tas-tas krecek, kata Mangindaan.
Tetapi karena mereka sudah berada di Manado, maka menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memperhatikan kehidupan mereka, termasuk melakukan upaya untuk membuat anak-anak yang masih berusia sekolah tersebut berada di tempat seharusnya yakni persekolahan, kata Mangindaan.
"Kami mencari dan mendata mereka, walaupun memang menghadapi banyak kesulitan sebab rata-rata anak yang masih berusia sekolah ini mendadak hilang saat akan didata petugas mungkin disembunyikan kemudian muncul lagi sangat banyak di pasar pagi hari menjajakan tas kepada para pembeli," katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Manado Ubaidilah Maaruf mengatakan upaya pemerintah untuk membuat anak-anak itu berada di tempat seharusnya adalah dengan mendata dan menarik mereka untuk dilatih selama sebulan agar bisa menormalkan pikiran mereka untuk sekolah.
"Penarikan pekerja anak dan dilatih selama sebulan di Sanggar Kegiatan Belajar Manado, agar bisa dikembalikan ke sekolah menjadi program kami secara rutin, namun setiap kali banyak yang dilatih, namun tetap saja ada yang kembali ke tempat semula, tetapi kami tetap melakukan pencarian agar mereka jangan bekerja sebelum waktunya," kata Maaruf.
Namun memang ia mengatakan kebanyakan yang menjadi pekerja anak dibawah umur apalagi di pasar-pasar itu adalah para pendatang, yang sebulan ada, kemudian tidak ada begitu seterusnya sehingga menghambat upaya pembinaan kepada mereka.
Sementara Dinas Sosial Manado juga melakukan upaya yang hampir sama, mendata dan mencari anak-anak tersebut supaya bisa diberikan pembinaan mental untuk mengembalikan mereka ke dunia yang seharusnya, di rumah dan sekolah nyaman tanpa beban pekerjaan.
Sekretaris Dinas Sosial Manado Tedy Salindeho, mengatakan pihaknya selalu kami cari namun secara umum hampir tidak ada yang warga Manado yang anak-anaknya berjualan di pasar, semuanya pendatang yang tidak jelas identitasnya kemudian dipaksa orang tuanya ikut berjualan di pasar membantu mereka. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011