Benghazi, Libya (ANTARA News) - Turki telah menjanjikan 200 juta dolar bantuan pada Dewan Transisi Nasional pemberontak Libya dan mengatakan waktunya bagi pemimpin Libya Muamar Gaddafi untuk meninggalkan Libya.

Turki yang Muslim, kekuatan yang baru muncul di Timur Tengah, memiliki hubungan ekonomi yang dekat dengan Libya pimpinan Gaddafi, tapi menjauhkan dirinya dari pemimpin Libya itu sejak pemberontakan meletus terhadap pemerintahannya.

Dalam kunjungan ke markas besar pemberontak di Benghazi di Libya timur, diplomat utama Turki menawarkan bantuan ekonomi baru pada pemberontak dan dukungan politik paling jelas Ankara pada dewan itu dengan mengatakannya sebagai "wakil sah rakyat Libya".

"Permintaan rakyat akan pembaruan harus dijawab, Gaddafi harus pergi dan Libya jangan terbagi," kata Menlu Turki Ahmet Davutoglu.

Bantuan itu di samping 100 juta dolar dana untuk pemberontak Libya yang Turki umumkan Juni.

"Turki akan memberikan bantuan 200 juta dolar lainnya pada Libya," kata Davutoglu.

Turki, anggota NATO, telah minta Gaddafi untuk mundur dan menyerukan gencatan senjata pada masa lalu dan mengatakan kedua belah pihak harus mencapai solusi politik untuk mengakhiri pemberontakan yang sudah berusia lima bulan itu.

"Saya di sini untuk menyampaikan solidaritas pada rakyat Libya. Hak sah mereka harus direalisasikan, harus ada solusi permanen bagi krisis yang mungkin hanya melalui solusi politik berdasarkan pada tuntutan rakyat Libya," kata Davutoglu pada konferensi pers.

Kami melihat TNC (dewan pemberontak) sebagai wakil sah rakyat Libya untuk mencapai tujuan mereka."

Bulan lalu, PM Turki Tayyip ERdogan mengatakan negaranya telah menawari "jaminan" pada Gaddafi jika ia meninggalkan Libya, tapi mengatakan Ankara belum menerima jawaban.

Pemimpin Turki itu termasuk di antara beberapa pemimpin di dunia yang telah mengadakan komunikasi dengan kamp Gaddafi dan kamp pemberontak, yang dapat memungkinkan Ankara untuk menainkan peran dalam perundingan.

Turki juga telah mengedarkan di antara pihak-pihak itu "peta jalan" yang meminta pada gencatan senjata dan tahap transisi politik.

"Kami akan melakukan apa saja bagi dilaksanakannya rencana seperti itu yang dibutuhkan," kata Davutoglu. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011