Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar pelacakan diperkuat terkait penyebaran COVID-19 pada salah satu sekolah di wilayah Kota Malang.

Khofifah, di Kota Malang, Jumat mengatakan bahwa langkah penguatan pelacakan untuk penanganan penyebaran COVID-19 pada lingkungan sekolah harus dilakukan terhadap kontak erat jika ada temuan kasus konfirmasi positif COVID-19.

"Kuncinya memang ada pada pelacakan yang harus sangat detail. Satu orang positif, pelacakan harus lengkap dan minimal 15 orang (dilakukan tes) yang sempat kontak erat dengan pasien," katanya.

Ia menjelaskan, jika ada kasus penyebaran COVID-19 di satu sekolah tertentu, maka bukan berarti seluruh sekolah yang ada di wilayah tersebut harus menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka.

Menurutnya, penanganan yang optimal harus dilakukan di sekolah tersebut, sementara sekolah-sekolah lain tetap bisa menjalankan pembelajaran tatap muka. Bahkan, di sekolah yang didapati adanya kasus COVID-19 itu, penghentian PTM bisa dilakukan pada satu kelas yang berisiko.

"Saat ada anak yang terkonfirmasi (COVID-19) bisa dilakukan pembelajaran jarak jauh. Di Surabaya itu ada, maka teman-temannya satu kelas dilakukan swab, sementara kelas lain masih menjalankan PTM," ujarnya.

Ia menambahkan, keputusan penanganan penyebaran virus corona, khususnya di lingkungan sekolah tersebut, tetap berada di satgas penanganan COVID-19 setempat yang harus tetap dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.

"Keputusan tetap ada di satgas COVID-19 setempat. Jadi, jangan disamaratakan semua, tapi harus ada perhitungan dan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan," ujarnya.

Sebelumnya, kegiatan PTM di MAN 2 Kota Malang dihentikan selama kurang lebih 14 hari, menyusul adanya temuan salah seorang siswa yang terpapar virus corona. Penghentian PTM tersebut dilakukan mulai 18 Januari 2022.

Diketahuinya satu siswa kelas 12 MAN 2 yang terpapar COVID-19 itu usai menjalani tes usap berbasis polymerase chain reaction (PCR). Siswa tersebut sebelumnya menghadiri acara pernikahan di wilayah Malang selatan pada 8 Januari 2022.

Dari satu kasus tersebut, pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan Kota Malang melakukan pelacakan berupa tes swab antigen kepada kurang lebih 600 orang di sekolah tersebut. Hasil pelacakan itu menunjukkan ada 37 orang terkonfirmasi positif COVID-19.

Saat ini para siswa dan pengasuh yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut telah menjalani isolasi mandiri pada gedung terpisah yang ada dalam lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah tersebut, tersedia asrama bagi para siswa.

Di Kota Malang, secara keseluruhan ada 15.681 kasus konfirmasi positif COVID-19, dengan kasus aktif tercatat 24 orang. Dari total tersebut, 14.524 orang dilaporkan telah sembuh, 1.133 orang dinyatakan meninggal dunia.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022