Sudah 33 tahun kita tidak bermain di Piala Asia. Jadi kami sangat ingin lolos ke babak selanjutnya untuk membuka jalan ke Piala Dunia
Jakarta (ANTARA) - Mundurnya Korea Utara dan Irak dari Kualifikasi Piala Asia Putri 2022 karena pandemi COVID-19 membuat Indonesia hanya bersaing dengan Singapura di Grup C fase tersebut.
Hasilnya, anak-anak asuh pelatih Rudy Eka Priyambada mampu menaklukkan lawannya dalam dua leg, masing-masing dengan skor 1-0. Indonesia pun berhak melangkah ke Piala Asia 2022 di India.
Catatan tersebut menjadi oase untuk persepakbolaan putri nasional lantaran Indonesia terakhir kali berkompetisi di turnamen itu pada tahun 1989 atau 33 tahun yang lalu.
Baca juga: Australia waspadai motivasi Indonesia jelang laga Piala Asia Putri
PSSI pun segera menyiapkan tim menuju ke sana. Hasilnya, terpilih 23 pemain dan mereka akan bersaing dengan tiga lawan tangguh dan berpengalaman di fase grup, tepatnya Grup B, Piala Asia 2022 yaitu Australia, Thailand dan Filipina.
Termasuk edisi 2022, Australia sudah delapan kali tampil di kompetisi tersebut, sementara Thailand 17 kali dan Filipina 10 kali. Adapun Indonesia baru lima kali.
Dari sisi prestasi, Australia merupakan juara turnamen itu pada tahun 2010, Thailand kampiun tahun 1983 dan Filipina adalah tim peringkat keenam tahun 2018. Adapun Indonesia adalah semifinalis pada tahun 1977 serta 1986.
Timnas putri Indonesia akan menjalani laga perdana Grup B Piala Asia Putri 2022 pada Jumat (21/1) menghadapi Australia di Mumbai mulai pukul 17.00 WIB.
Kemudian pada 24 Januari 2022, skuad berjuluk "Garuda Pertiwi" akan melawan Thailand lalu tiga hari kemudian menjajal kekuatan Filipina.
Baca juga: Timnas putri Indonesia kantongi cara bermain Australia
Peluang
Melihat kekuatan di Grup B, Indonesia di atas kertas kalah kualitas. Dari peringkat FIFA, "Garuda Pertiwi" duduk di posisi paling rendah dibandingkan tiga tim lain.
Per 10 Desember 2021, timnas putri Indonesia berada di posisi ke-94 FIFA. Filipina bertengger di peringkat ke-64, Thailand di 38 dan Australia duduk di posisi ke-11 FIFA.
Dari segi prestasi, Indonesia pun masih tertinggal di belakang para pesaingnya di Grup B. Filipina datang ke Piala Asia 2022 sebagai tim terbaik keempat Piala AFF 2019 dan semifinalis SEA Games 2019 dan 2017. Jangan lupa pula, mereka peringkat keenam Piala Asia Putri 2018.
Thailand adalah peserta fase grup Piala Dunia Putri 2019 dan 2015. Mereka juga semifinalis Piala Asia Putri 2018 dan menjuarai turnamen itu pada tahun 1983.
Di tingkat ASEAN, timnas putri Thailand mengantongi empat gelar juara Piala AFF (2011, 2015, 2016, 2018) dan menjadi "runner-up" pada tahun 2019. Di SEA Games, Thailand lima kali merebut medali emas (1985, 1995, 1997, 2007, 2013) dan medali perak pada 2017 serta 2019.
Bagaimana dengan Australia? Tim unggulan juara Piala Asia 2022 ini merupakan "pelanggan tetap" putaran final Piala Dunia Putri sejak tahun 1995 dengan prestasi terbaik masuk ke perempat final (2007, 2011, 2015). Tim Australia berstatus semifinalis Olimpiade 2020, Tokyo, lalu juara Piala Asia 2010 serta finalis Piala Asia 2014 dan 2018.
Baca juga: Pemain timnas putri Indonesia antusias hadapi Australia
Catatan-catatan ketiga negara tersebut terasa "mewah" bila dibandingkan dengan timnas putri Indonesia yang sejak tahun 2007 tak bisa lolos dari fase grup Piala AFF. Torehan terbaik di SEA Games menjadi semifinalis pada tahun 1997 dan 2001. Sisanya, tidak mendapatkan medali dan lagi-lagi tertahan di fase grup. Di Piala Asia, Indonesia "libur" dari kompetisi selama 33 tahun.
Dengan melihat rekaman data itu, rasanya sulit membayangkan Indonesia mampu lolos dari Grup B Piala Asia 2022. Belum lagi kalau kita melihat fakta di mana Indonesia menghentikan liga sepak bola putri sejak tahun 2020 karena pandemi COVID-19.
Akan tetapi, tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Lagi pula, timnas putri Indonesia bukannya tanpa persiapan menuju Piala Asia 2022.
"Garuda Pertiwi" menjalani pemusatan latihan (TC) selama satu bulan di Jakarta dan mengikuti 12 kali laga uji coba.
Tidak hanya itu, mereka mempunyai motivasi tinggi dan bermimpi mampu membawa Indonesia ke Piala Dunia Putri FIFA tahun 2023.
"Sudah 33 tahun kita tidak bermain di Piala Asia. Jadi kami sangat ingin lolos ke babak selanjutnya untuk membuka jalan ke Piala Dunia," ujar kapten timnas Indonesia Ade Mustikiana Oktafiani.
Baca juga: Ketua Umum PSSI terharu saat melepas timnas putri ke India
Australia
Pelatih Australia Tony Gustavsson menyadari potensi bahaya dari motivasi Indonesia. Dia pun mewanti-wanti anak-anak asuhnya agar tidak memandang remeh lawan saat kedua tim bersua di Grup B.
Gustavsson tidak ingin skuadnya tergelincir karena mereka melakukan pendekatan yang keliru dalam pertandingan. Australia dipastikannya tampil maksimal untuk memenangi laga tersebut.
Skuad berjuluk "Matildas" itu diinstruksikan untuk fokus dan konsentrasi sepanjang laga karena Indonesia disebutnya dapat menyerang melalui serangan balik.
"Kami mesti bekerja keras untuk menghentikan serangan balik mereka. Akan menjadi hal buruk kalau kami kehilangan bola di area berbahaya. Lawan dapat menyerang dengan teknik dan kecepatan mereka. Jadi kami wajib bermain dengan performa 'A'," tutur Gustavsson.
Sama dengan Indonesia, Australia juga menjalani serangkaian laga uji coba menjelang Piala Asia 2022.
Bedanya, jika Indonesia melawan tim-tim seperti skuad U-14 putra Young Warrior dan akademi putri Persib, Australia menghadapi tim-tim kuat yaitu Amerika Serikat dan Brazil.
Baca juga: Bos PSSI minta timnas putri tiru semangat Garuda dalam Piala AFF 2020
Timnas yang biasa disebut "Matildas" itu bahkan sempat menang 3-1 atas Brazil dalam pertandingan persahabatan pada Oktober 2021.
Pada Piala Asia 2022, Australia membawa para pemain terbaiknya, yang bermain di klub-klub Eropa seperti Arsenal, Manchester City, Chelsea dan Olympique Lyonnais, termasuk pesepak bola putri terbaik kedua dunia FIFA tahun 2021, Samantha Kerr.
Ini tentu mesti diperhatikan betul oleh Indonesia yang lebih dari 80 persen dari total 23 pemain di Piala Asia 2022 berasal dari perwakilan Asosiasi Provinsi PSSI alias tanpa klub profesional.
Satu-satunya pemain Indonesia yang berkarier di Eropa adalah bek Shalika Aurelia. Shalika merupakan pemain klub Roma Calcio Femminile di Liga Serie B Putri Italia.
Menyaksikan betapa jomplang kekuatan timnas putri Indonesia dibandingkan tim lain, terutama Australia, juru taktik "Garuda Pertiwi" Rudy Eka Priyambada mengeluarkan sebuah pernyataan penting.
Dia mengatakan begini, "Jangan terlalu membebani kami dengan ekspektasi tinggi. Biarkan anak-anak ini menikmati permainan".
Selamat berjuang, Garuda Pertiwi!
Baca juga: Pelatih: jangan bebani timnas putri dengan harapan di Piala Asia 2022
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022