"Kalau memang kondisi gunung itu membahayakan, langkah tanggap darurat segera dilakukan pemerintah daerah, sehingga tidak ada dampak buruk bagi warga," kata Solang, di Manado, Minggu.
Warga yang ada di beberapa desa sekecamatan Tombatu dan Touluaan, Kabupaten Minahasa Tenggara, dan Kecamatan Amurang-Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan, selalu mewaspadai dampak buruk dari aktifitas gunung Soputan.
Menurut dia, gunung api teraktif di Sulut itu memang hampir setiap tahun selalu ada aktifitas, dan sering juga membawa dampak buruk dengan meluasnya penyebaran debu dan hawa panas.
Bahkan, ia mengemukakan, selama ini tercatat jarak jangkauan debu dari gunung itu sangat jauh dan bisa menjangkau Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolmong hingga Kota Manado.
Solang juga mengusulkan kepada Dinas Kesehatan dan instansi terkait, untuk segera membagikan masker kepada setiap warga, guna mengantisipasi dampak debu vulkanik untuk gangguan kesehatan.
"Bisa saja debu vulkanik sudah tersebar ke setiap desa, sehingga memiliki dampak buruk bagi kesehatan juga," katanya menambahkan..
Informasi dari pusat pemantauan gunung Soputan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut, bahwa diperoleh data letusan dasyat gunung Soputan terjadi MInggu, sekitar pukul 06.00 Wita, dengan tinggi letusan mencapai 5.000 meter.
Soputan punya ketinggian 1.784 meter (5.853 kaki), dengan pusat letusan terletak di tengah kawah utama gunung api itu.
"Erupsi Soputan menggugurkan ribuan meter kubik material cair dan abu vulkanik," kata Kepala BPBD Sulut, Hoyke Makarawung. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011