Yangon (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd telah mengadakan dua jam lebih pembicaraan dengan pahlawan pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi, Sabtu, di Yangon, sehari setelah pertemuan dengan presiden baru negara itu.
Delegasi pertama dari Canberra sejak pemerintah baru Myanmar yang didukung militer berkuasa itu mengatakan "mereka mengharapkan beberapa perubahan di sini", Han Thar Myint, seorang juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi menuturkan.
Rudd, mantan perdana menteri Australia, "telah membicarakan bantuan berlanjut Australia pada Myanmar sebagai donor terbesar keduanya", kata juru bicara itu pada AFP.
"Ia telah memberikan pendapat mereka pada Myanmar mengenai hak asasi manusia dan demokrasi, serta bagaimana mereka berusaha untuk membantu kami."
Rudd telah bertemu dengan Presiden Thein Sein di ibukota Naypyidaw pada Jumat, satu dari beberapa diplomat asing yang berkunjung yang melakukan demikian itu.
Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah akhir tahun lalu dan telah diminta pada pekan ini oleh pemerintah baru dukungan militer untuk menghentikan semua aktivitas politik, dengan mengatakan bahwa hal itu melanggar undang-undang.
Ia dibebaskan pada November setelah tujuh tahun dalam tahanan rumah, kurang sepekan setelah pemilihan di Myanmar yang beberapa pengktitik katakan sebagai permainan yang dimaksudkan untuk menyembunyikan pemerintah militer di belakang kedok sipil.
Tak lama setelah pembebasannya, Rudd mengatakan pada penerima hadiah Nobel perdamaian itu melalui telpon bawa Australia akan menjadi "teman yang dapat diandalkan" dia pada masa depan.
Bantuan pembangunan Australia pada negara itu meningkat dari 29,1 juta dolar Australia (31 juta dolar AS) pada 2009-10 menjadi 47,6 juta dolar Australia pada 2011-12, menurut sebuah pernyataan dari Canberra, bulan lalu.
Bantuan itu direncanakan mencapai sebanyak 50 juta dolar Australia pada 2012-13.(*)
(Uu.S008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011