Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak sektor swasta di dunia untuk mengidentifikasi sejumlah kontribusi nyata yang dapat diberikan pada tiga sektor prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia, yaitu penanganan kesehatan, ekonomi digital, dan transisi ke energi ramah lingkungan
“Sekali lagi saya mengundang sektor swasta untuk mengidentifikasi kontribusi nyata yang dapat diberikan di tiga sektor prioritas,” kata Presiden Jokowi dalam World Economic Forum: State of the World Address secara daring, yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Dalam sesi itu, Presiden Jokowi juga berdialog dengan Klaus Schwab, pendiri dan ketua Eksekutif World Economic Forum.
Presiden menekankan Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 2022 mengusung tiga prioritas, yakni, pertama, penataan kembali arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif dan tanggap terhadap krisis.
Baca juga: Indonesia minta kontribusi negara maju terkait transisi energi
“Produksi vaksin ditingkatkan dengan distribusi yang merata, investasi dan pendanaan yang dibutuhkan harus dapat dimobilisasi secara cepat, dan upaya-upaya untuk mencegah krisis selanjutnya,” ujar presiden.
Prioritas kedua, ujar presiden, adalah optimalisasi teknologi digital untuk transformasi ekonomi. Dampak dari digitalisasi harus dirasakan berbagai kalangan masyarakat, terutama oleh pelaku UMKM.
“Kemampuan digital masyarakat harus ditingkatkan. Keamanan data harus tetap dijaga,” kata presiden.
Sedangkan prioritas ketiga adalah transisi energi di global menuju penggunaan energi yang ramah lingkungan. Presiden menekankan pentingnya transfer teknologi dan pendanaan untuk transisi energi ini.
Baca juga: Presiden: Dunia butuh solusi permanen hadapi persoalan kesehatan
“Tiga prioritas tersebut merupakan kesempatan dan peluang besar yang perlu kita manfaatkan secara optimal,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden mengajak para pelaku ekonomi dunia untuk berkontribusi pada Presidensi G20 Indonesia guna memastikan pemulihan global yang lebih kuat dan lebih inklusif.
Presidensi G20 Indonesia, kata Presiden, harus memberikan dampak konkret bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, serta manfaatnya harus bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
“Saya mengundang seluruh pemimpin ekonomi dunia untuk berkontribusi pada Presidensi G20 untuk memastikan pemulihan global yang lebih kuat, lebih inklusif, dan kerja sama tidak hanya antara pemerintah tapi juga G to B (Government To Business) atau B to B (Business To Business),” jelasnya.
Baca juga: Presiden: Indonesia perjuangkan kepentingan negara berkembang di G20
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022