Hal tersebut disampaikan Presiden dalam paparannya saat menghadiri World Economic Forum secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.
"Indonesia dan negara berkembang meminta kontribusi negara maju untuk pembiayaan dan transfer teknologi. Sumber pendanaan dan alih teknologi akan menjadi game changer. Pengembangan skema pendanaan inovatif harus dilakukan," tegas Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden: Dunia butuh solusi permanen hadapi persoalan kesehatan
Presiden Jokowi menekankan dalam hal transisi energi ramah lingkungan, komitmen Indonesia sudah dinyatakan pada COP26 di Glasgow bahwa Indonesia sudah berkomitmen untuk memulai transisi ke energi ramah lingkungan.
Namun transisi energi memerlukan pembiayaan dan pendanaan yang sangat besar dan akses terhadap teknologi hijau.
"Bagi negara berkembang seperti Indonesia harus didukung teknologi dan didukung dengan pendanaan agar tidak terlalu membebani masyarakat, membebani keuangan negara, dan membebani industri," jelasnya.
Baca juga: Presiden : 301 juta dosis vaksin COVID-19 sudah disuntikkan ke rakyat
Presiden Jokowi memberikan contoh, Indonesia membutuhkan 50 miliar dolar AS untuk transformasi menuju ke energi baru terbarukan dan membutuhkan 37 miliar dolar AS untuk sektor kehutanan guna lahan dan karbon laut.
Oleh karena itu Indonesia meminta ada kontribusi yang diberikan negara maju dalam hal pendanaan dan transfer teknologi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Tak boleh lagi ada cerita UMKM sulit akses modal
"Pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan dari banyak negara berkembang, banyak negara miskin bertanya mengenai ini dan hasil konkret hanya bisa dibuktikan oleh kuatnya kerja sama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, pemerintah perlu bekerja sama secara domestik, bekerja sama secara global, bekerja sama di dalam negeri, dengan BUMN energi dan pihak swasta untuk mendesain transisi energi yang adil dan terjangkau," jelasnya.
Presiden Jokowi menekankan teknologi dan pendanaan menjadi kunci bagi negara berkembang untuk melaksanakan transisi energi ramah lingkungan.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022