Jadi Asia benar-benar menonjol dari perspektif itu

Jakarta (ANTARA) - Head of Macro Strategy Asia Manulife Investment Management Sue Thrinh memperkirakan negara-negara di Asia kemungkinan besar akan lolos dari goncangan inflasi global bahkan yang terburuk, terutama jika dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya.

"Jadi Asia benar-benar menonjol dari perspektif itu," ujar Thrinh dalam Manulife Investment Management 2022 Outlook Media Briefing secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan alasan negara-negara Asia kemungkinan besar tak mengalami lonjakan inflasi seperti kebanyakan negara lainnya, yaitu karena harga pangan yang jauh lebih rendah di kawasan.

Selain itu wilayah Asia juga mengalami gangguan pandemi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara emerging market lainnya.

"Kartu As lainnya untuk negara-negara di Asia dalam menjaga inflasi yaitu surplus neraca dagangnya," tutur Thrinh.

Baca juga: Airlangga : Inflasi 2021 terkendali rendah meski global naik

Maka dari itu Thrinh menilai memaksimalkan produksi ekspor tetap menjadi pendorong pertumbuhan marjinal Asia.

Namun pada saat yang sama, pembukaan kembali atau tekanan permintaan terpendam di Asia tak sekuat yang terlihat di negara emerging market lainnya, sehingga konsumsi rumah tangga telah pulih lebih cepat di negara lain dibandingkan dengan Asia.

"Negara-negara di Asia tidak mendapatkan tekanan yang sama dan lonjakan, serta pengeluaran untuk barang-barang saat seluruh dunia dibuka kembali," tuturnya.

Ia menjelaskan kondisi tersebut tentunya sangat berbeda seperti negara-negara di Eropa dan Amerika yang mengalami peningkatan inflasi yang cukup kuat di wilayah tersebut.

Dengan demikian, banyak gubernur bank sentral di negara Eropa dan Amerika ketakutan melihat lonjakan inflasi di negaranya masing-masing dan mempertimbangkan normalisasi kebijakan.

Baca juga: OECD sebut inflasi adalah risiko utama terhadap prospek ekonomi global

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022