Kami minta jika ada bencana setiap lurah dan camat harus melaporkan

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang mengimbau warga yang tinggal atau menetap di daerah bantaran kali untuk mewaspadai banjir bandang akibat intensitas curah hujan yang lebat di ibu kota provinsi NTT itu.

"Kami minta warga yang tinggal di pinggiran kali agar lebih waspada dengan curah hujan yang tinggi seperti saat ini," kata Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man kepada ANTARA di Kupang, Kamis.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan prakiraan dampak hujan lebat di NTT khususnya di Kota Kupang yang mana Kota Kupang masuk dalam daftar kota siaga dampak hujan lebat.

Ia mengaku tak ingin ada korban jiwa jika ada banjir yang terjadi akibat tak adanya kesadaran dari masyarakat untuk waspada saat musim penghujan seperti ini.

Baca juga: Ruas jalan di pulau Sumba yang tertimbun longsor sudah bisa dilalui

Baca juga: Rumah rusak akibat banjir bandang Alor jadi 10 unit

Oleh karena itu ujar dia, pemerintah Kota Kupang sudah berkoordinasi dengan setiap camat dan lurah untuk mengimbau warganya agar selalu waspada.

"Kami minta jika ada bencana setiap lurah dan camat harus melaporkan kepada kami sehingga bisa dilakukan evakuasi lebih cepat khususnya yang tinggal di pinggiran kali," tambah dia.

Hermanus Man juga mengatakan bahwa telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk selalu siaga agar bisa bergerak cepat jika ada laporan bencana alam.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Kota Kupang dan tiga kabupaten lainnya di NTT masuk dalam daftar siaga prakiraan berbasis dampak hujan lebat di provinsi berbasis kepulauan itu.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari BMKG yang dikutip dari Kupang, Kamis, (20/1) pagi tiga kabupaten yang siaga itu adalah kabupaten Kupang, Manggarai Barat dan juga kabupaten Belu.

Berbagai dampak yang terjadi akibat dampak hujan lebat itu menurut BMKG seperti jembatan yang rendah tak bisa dilintasi, terjadi longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah.

Kemudian juga volume aliran sungai meningkat akibat banjir, aliran banjir berbahaya dan dapat mengganggu aktivitas masyarakat dalam skala menengah.

Baca juga: Satu korban banjir bandang dan longsor di Ngada belum ditemukan

Baca juga: Cuaca jadi kendala pencarian korban banjir bandang Ngada yang hilang

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022