Bandung (ANTARA News) - Sekelompok teroris ada yang memanfaatkan media massa sebagai penerangan kelompoknya terhadap publik, kata pakar wacana terorisme, Al Chaidar, saat menjadi pembicara dalam acara diskusi nasional di Universitas Islam Bandung (Unisba), Kamis.
Dalam acara tersebut, dia mengatakan, kelompok teroris, seperti Jamaah Islamiah atau Negara Islam Indonesia (NII) memiliki beberapa karakter dalam pergerakannya.
Menurut dia, ada yang lebih memilih menghindar dari media dan tidak memerlukan penjelasan apapun atas tindakan pengebomannya terhadap publik, karena jamaah tersebut menganggap apa yang dilakukannya tidak perlu komentar atau kritikan publik.
"Mereka fokus terhadap tindakannya, karena mereka meyakini hal tersebut sudah benar menurut Al Quran, dan tidak perlu ada lagi campur tangan dari orang lain mengenai tindakannya tersebut." jelas Chaidar.
Adapun jamaah tahmid, kata Chaidar, lebih cenderung dan memilih untuk memanfaatkan dan "berteman" dengan media massa, salah satu buktinya dulu mereka pernah membuat majalah Al Ikhwan.
Ketika melakukan obrolan langsung dengan jamaah tersebut, Chaidar mengatakan, saran pada mereka untuk membuat sebuah stasiun televisi, agar apa yang menjadi pemikirannya bisa dengan mudah dikenal banyak publik.
"Untuk melakukan itu mereka terbentur masalah dana, karena mereka mengakui pembuatan televisi memerlukan dana operasional yang besar, sehingga itu jauh dari perencanaan mereka." paparnya.
Seperti yang diketahui umum, Chaidar mengatakan, dengan adanya kode etik jurnalistik menyangkut hak tolak atau hak ingkar yang melindungi nara sumber pemberitaan, maka mereka bisa memberikan keterangan dalam media tanpa ada risiko diketahui akan identitasnya.
Menurut Chaidar, salah satu kasus penangkapan reporter dari salah satu stasiun televisi swasta Indonesia beberapa waktu lalu, maka merupakan salah satu bukti kalau mereka berusaha untuk melakukan pendekatan melalui media massa televisi.
Mereka meyakini dan mengetahui besarnya peran media dalam mempengaruhi publik pada umumnya, dan dengan media tersebut mereka bisa menyebarkan syiar dakwahnya, demikian Chaidar. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011