Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 8,6 persen penduduk Indonesia menderita diabetes.

Jakarta (ANTARA News) - Beberapa jenis penyebab polusi atau polutan seperti pestisida dan "poly-chlorinated biphenyls" atau PCB diduga berkaitan dengan diabetes tipe 2.

Kedua jenis polutan itu sering ditemukan dalam daging dan ikan berlemak tinggi. PCB pernah digunakan dalam proses pembuatan cat, plastik, dan peralatan listrik, tetapi kini tidak lagi digunakan di banyak negara.

Meski demikian paparan bahan kimia tersebut masih terjadi pada masyarakat umum karena mereka terkontaminasi dari rantai makanan.

Sebuah hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care menyebutkan, bahan kimia itu kemungkinan dapat mendorong perubahan dalam tubuh dan memicu diabetes.

Namun para peneliti itu tidak dapat membuktikan bahwa bahan kimia tersebut menyebabkan diabetes.

Penelitian itu dilakukan terhadap 725 orang dewasa yang bebas diabetes di Swedia.

Para peneliti mengambil contoh darah mereka untuk mengukur kadar polutan. Kemudian, para peneliti itu mengamati mereka selama lima tahun.

Sebanyak 36 dari seluruh peserta didiagnosa mengalami diabetes tipe 2 dalam masa pengamatan itu.

Ketika tim yang diketuai Dr Duk-Hee Lee, dari Kyungpook National University di Daegu, Korea Selatan, memperhitungkan risiko diabetes yang lain seperti berat badan, olahraga, dan merokok, diketahui bahwa orang yang memiliki kadar PCB tinggi sembilan kali lebih mungkin mengalami diabetes dibanding mereka yang memiliki kadar polutan rendah dalam darah mereka.

Kaitan itu lebih kecil untuk sejumlah jenis pestisida, sedangkan yang lain tidak berkaitan dengan diabetes sama sekali.

Namun, para peneliti itu tidak dapat membuktikan bahwa PCB atau polutan lain menyebabkan diabetes.

Menurut Lembaga Kesehatan Nasional di Amerika Serikat, lebih dari delapan persen penduduk AS mengalami diabetes, yang sebagian besar adalah diabetes tipe 2.

Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 8,6 persen penduduk Indonesia menderita diabetes.

Penyakit diabetes terdiri atas dua tipe. Pada diabetes tipe 1 tubuh tidak memproduksi insulin yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah, sehingga penderita harus disuntik insulin setiap hari. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja.

Pada diabetes tipe 2, pakreas memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak mampu meresponsnya secara normal. Jenis diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan, kurang olahraga, dan tekanan darah tinggi. Jenis ini biasanya baru menyerang pada usia di atas 40 tahun.

Jika tidak dikendalikan dengan baik, kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan ginjal serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan impotensi.

Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl saat puasa atau 200 mg/dl saat tidak puasa. Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah di atas 270 mg/dl.

Gejala diabetes yang umum terjadi antara lain adalah merasa haus terus-menerus, frekuensi kencing meningkat, kelelahan, berat badan menurun, mengalami gangguan penglihatan, dan jika menderita luka memerlukan waktu lama untuk sembuh.

Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan lain dari tumbuhan serta berolahraga secara teratur diperkirakan dapat membantu membersihkan tubuh dari polutan.
(N002/dari berbagai sumber)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011