Terbukti peselancar domestik mampu tandingi peselancar mancanegara....

Kuta (ANTARA News) - Dua peselancar asal Bali mendominasi peringkat juara dalam kompetisi selancar Toe At malam hari pertama di Indonesia, Red Bull Night Riders, di Kawasan Kuta, Bali, Kamis.

"Kami kagum dengan prestasi yang diraih peselancar Indonesia di ajang kompetisi Surfing Toe At pertama di Asia ini. Terbukti peselancar domestik mampu tandingi peselancar mancanegara," ujar Irina Kosobukina, Field Marketing Manager Red Bull Indonesia, Kamis.

Atraksi Surfing Tow At yang digelar Rabu malam (28/6) itu dipadati sekitar seribu pengunjung pantai Kuta. Kompetisi surfing yang terbilang unik ini berhiaskan cahaya lampu dalam kegelapan malam.

Sekitar 12 surfer peserta harus mengeluarkan keahliannya dalam mengendalikan papan selancar yang ditarik jet ski untuk menaklukkan deburan ombak dengan aksi memukau serta pendaratan yang mulus.

Dewan juri atraksi seluruh peserta yang dimulai sejak pukul 19.00 WITA tersebut adalah Jamie O`Brien, Mike Romelse, dan Andrew alias I Putu Sury Nalendra. Ketiganya secara mutlak menentukan ketiga pemenang yang berhak menyandang gelar the best night riders pertama di Asia ini.

Juara pertama kompetisi itu I Wayan Betet Merta, berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan memukau dewan juri atas pertunjukannya dan berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp5 juta dan trofi.

Mengikuti Betet, rekan seprofesi lainnya, Made Garut, bertengger di urutan kedua, sedangkan posisi akhir diduduki peselancar Australia, Beau Walker. Untuk hadiah juara kedua dan ketiga adalah Rp3 juta dan Rp 1,5 juta dan trophy.

"Kami bangga dapat menggelar kompetisi Surfing dengan tantangan berbeda. Selain memberikan wadah kompetisi berkualitas bagi surfer sekaligus menyuguhkan tontonan olahraga yang menarik bagi pengunjung pantai Kuta," imbuh Irina.

Sementara itu, Betet sang juara Red Bull Night Riders mengaku meski merasa kesulitan menguasai keadaan ombak malam hari namun dirinya bangga dapat menjadi pemenang kompetisi Surfing Tow At pertama di Asia tersebut.

"Sulit memang bermain Surfing Tow At di malam hari yang hanya disinari lampu sorot saja. Harus pintar memprediksikan arah ombak agar mampu melakukan atraksi di udara dan pendaratan yang sempurna," ungkap peselancar berusia 30 tahun ini.

Lanjutnya, "Yang paling membanggakan adalah dapat mengalahkan surfer mancanegara." Betet kerap mengikuti kompetisi selancar di berbagai negara seperti Australia, California, Hawaii dan Jepang itu.
(ANT)


Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011