Birmingham (ANTARA News) - Peter Gade, mantan pebulutangkis nomor satu dunia asal Denmark, yang sangat bersemangat untuk menantang dominasi pemain Cina, dengan sangat mengejutkan kalah pada semifinal All England di Birmingham, Sabtu. Gade tidak bisa mengatasi Lee Hyun-Il, pemain kidal dari Korea Selatan, yang mencapai final terbesar sepanjang karirnya setelah menang 3-15, 15-8, 15-1. Kekalahan itu secara realistis telah mengakhiri peluang Gade untuk bisa menang kembali pada turnamen tertua dan paling terkenal di dunia itu, yang terakhir kali dimenangkannya tujuh tahun lalu. Namun pada setengah jam pertama pertandingan, tampaknya Gade bisa lolos ke final untuk ketigakalinya pada turnamen indoor Inggris itu. Ia mengambil lima poin pada set pertama dengan mudah dibantu banyaknya kesalahan yang dilakukan Lee. Gade juga sempat memimpin 3-1 pada set kedua, dan jika saja ia mendapat lebih banyak poin lagi pada saat unggul itu maka ia akan mendapatkan keuntungan psikologis. Namun smes lompatnya keluar lapangan, dan Lee berhasil menyamakan kedudukan 3-3. Keadaan itu membuat unggulan kelima dari Korea Selatan itu bersemangat, rasio kesalahannya berkurang, bertahan lebih baik dan mengambil keuntungan melalui permainan lambat. Dari tertinggal 1-3, Lee berbalik unggul 11-3 sebelum Gade kemudian mencetak skor kembali. Meskipun unggulan keempat dari Denmark itu mendekat 8-11, ia kehilangan permainannya sehingga kalah pada set kedua setelah pengembalian bolanya menyangkut di net. Set ketiga adalah bencana bagi Gade. Lee terus menyerang dan Gade jadi banyak melakukan kesalahan, termasuk smesnya yang jatuh di luar lapangan pada angka terakhir. Gade mengaku bahwa sakit yang dideritanya selama dua pekan pada November lalu mungkin telah mengurangi ketahanan fisiknya, meskipun ia menyebut Lee sangat luarbiasa dalam bertahan. "Saya lelah. Sangat penting untuk mengontrol permainan reli. Jika anda mengontrolnya maka anda bisa bertahan dengan baik, jika tidak maka anda tidak bisa bertahan," kata Gade. "Saya harus mencoba dan menyerang. Tetapi ia bukan hanya selalu mengangkat bola jauh ke belakang, ia juga sangat bagus dalam bermain net. Jika saya menekan dan mendapat empat atau lima angka pada awal set kedua, mungkin ia akan kehilangan kepercayaan diri, dan itu sangat mengecewakan saya," lanjutnya. Sementara itu Cina memastikan merebut gelar ganda putri ketika pasangan juara bertahan Gao Ling dan Huang Shui lolos ke final untuk menghadapi rekan senegara mereka, Yang Wei dan Zhang Yawen, dikutip AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006