Jadi, motor saya, mau enggak harus berhenti
Jakarta (ANTARA) - Puluhan sepeda motor mogok ketika melewati banjir di Jalan Kamal Raya, Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu.
Pantauan Antara di lokasi menyebutkan, sejak pukul 15.00 WIB hingga 15.30 WIB, kurang lebih ada 30 sepeda motor terhenti dan mogok di tengah banjir setinggi 15 sampai 20 sentimeter (cm) itu.
Sebagian dari mereka ada yang harus mendorong sepeda motor sendirian hingga ujung jalanan yang tidak terendam banjir dan sebagian pengendara lagi ada yang dibantu warga sekitar.
Mayoritas kendaraan yang mogok berjenis sepeda motor automatik karena kondisi motor pendek sehingga air masuk ke dalam bagian mesin.
Salah satu pengendara motor, Dimas (26) mengaku, motornya mogok saat melintasi Jalan Kamal Raya dari arah Kalideres menurut TPU Tegal Alur sekitar pukul 15.50 WIB.
Baca juga: Jalan Kamal Raya Jakbar masih tergenang pasca hujan deras dini hari
Ketika melintas ruas jalan pertama yang tergenang banjir, motor yang dikenda Dimas masih bisa melewatinya.
"Pas genangan yang pertama saya masih bisa lewat. Terus pas ketemu genangan lagi pas banget kondisinya lagi macet. Jadi, motor saya, mau enggak harus berhenti," kata Dimas.
Ketika motor Dimas berhenti di tengah kemacetan, mesinnya pun langsung mati diduga karena terendam air.
Dimas sontak langsung panik dan berusaha melihat sekitar berharap ada warga yang mau membantu dia mendorong kendaraan.
Karena tidak melihat satu warga pun di lokasi, Dimas akhirnya mendorong sepeda motor warna merah milikinya itu ke pinggir jalan, tepat di depan gerbang sebuah pabrik.
Baca juga: Anies klaim banjir Ibu Kota ditangani cepat dan senyap
"Saya niatnya mau kerja malah kena musibah seperti ini," kata Dimas.
Dimas berharap pemerintah setempat mau turun tangan mengatasi banjir ini sehingga warga bisa beraktivitas seperti biasa dengan nyaman.
Air tampak menyelimuti ruas Jalan Kamal Raya sepanjang kurang lebih 400 meter.
Kondisi tersebut membuat pengendara yang lalu lalang di sana harus mengurangi lajunya ,sehingga menyebabkan kemacetan panjang.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022