Jakarta (ANTARA News) - Momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ditetapkan pemerintah setiap tahunnya pada 29 Juni merupakan spirit untuk memperbaiki kondisi keluarga nasional sebagai salah satu pilar dalam pembentukan karakter bangsa.
"Semua kepribadian dan karakter anak-anak negeri ini terbangun dari pola keluarga sebagai peletakkan pendidikan pertama yang memberikan nilai-nilai kepribadian seperti kedispilinan, kerja sama, kebaikan, kejujuran, solidaritas, berempati dan karakter positif lainnya," ujar Anggota Komisi IX DPR RI, Anshory Siregar, di Jakarta, Rabu.
Ansory memaparkan bahwa salah satu permasalahan saat ini yang mengancam keluarga adalah penggunaan narkoba dan zat adiktif yang menyerang anak-anak keluarga mereka.
Pertumbuhan pengguna narkoba dari tahun ketahun cukup tinggi berdasarkan hasil survei BNN (Badan Narkotika Nasional) sejak tahun 2009.
Angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2011 telah mencapai 5 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 4,02 juta orang.
"Merujuk janji Presiden SBY yang menyatakan bahwa Indonesia akan bebas narkoba pada tahun 2015, bila tidak diimbangi dengan program-program ketahanan keluarga, maka mungkin hasilnya tidak tercapai bahkan meleset jauh," ungkap Anshory.
Dalam pandangan politisi PKS itu, selama ini ini bangsa Indonesia terjebak pada seremonial perayaannya saja, namun nilai esensial dari Hari Keluarga tidak didapatkan.
Menurut dia, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu institusi negara kurang bisa menjawab permasalahan yang terjadi pada setiap keluarga, apalagi program Keluarga Berencana yang digulirkan selama ini terjebak dalam pusaran rutinitas, yakni program pengendalian pertumbuhan penduduk semata dan bagaimana memberi pil KB pada masyarakat.
Seharusnya, ia melanjutkan, BKKBN menciptakan program yang dapat membuat ketahanan keluarga yang meliputi, Ketahanan kesehatan, ketahanan pangan/ekonomi, ketahanan pendidikan dan ketahanan moral dan sosial.
"Bila ketahanan tersebut terbentuk di masing-masing keluarga, maka Insya Allah setiap keluarga bisa mengatasai permasalahan narkoba, kejahatan, dan lain sebagainya," ujar Anshory.
Lebih lanjut anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara III ini, mengatakan bahwa anggaran BKKBN untuk tahun 2011 mencapai Rp1,19 triliun, sedangkan pada tahun 2012 direncanakan mencapai Rp2,57 triliun dan hal itu merupakan angka yang fantastis.
Namun sayang sekitar 80 persen anggaran itu hanya untuk pengendalian penduduk dengan KB.
Seharusnya, menurut dia, ada terobosan besar dari BKKBN dalam menghadirkan keluarga di Indonesia menjadi keluarga yang sehat dan sejahtera.
"Kiranya peran BKKBN dapat lebih ditingkatkan dalam memberikan perlindungan pada ketahanan keluarga, sehinga hari keluarga pada tahun 2011 lebih bermakna dan bernilai, dan semoga terbentuk keluarga yang sehat dan sejahtera," ujarnya.(*)
(T.D011/D009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011