Pemilik 20 gelar Grand Slam itu bermain tanpa hambatan saat meladeni petenis peringkat ke-126 dalam dua jam 42 menit di Rod Laver Arena, Melbourne.
"Saya tahu dia pemain yang berbahaya. Saya melihatnya saat dia melawan Thanasi (Kokkinakis) di babak pertama, itu menunjukkan kualitasnya bermain di lapangan seperti ini," kata Nadal soal Hanfmann dalam laporan ATP Tour di laman resminya.
Bagi bintang tenis asal Spanyol ini, hambatan terbesarnya saat menghadapi Hanfmann ialah pukulan-pukulan kuat dan servis yang bagus. Bahkan ia menilai kemampuan lawannya mengalami peningkatan dibanding babak pertama.
Australian Open 2022 menjadi turnamen kedua Nadal yang dimainkan sejak pertengahan Agustus, namun ia langsung bisa beradaptasi dan tidak perlu bekerja terlalu keras untuk menyingkirkan Hanfmann.
Baca juga: Nadal mengawali Australian Open dengan baik untuk pecahkan rekor Slam
Petenis kidal itu menggunakan pukulan groundstroke beratnya untuk mengamankan poin dari sejumlah persaingan ketat. Bahkan pukulan keras yang dilayangkan Hanfmann bisa ia tangkal dan dibalas dengan pengembalian yang tak kalah mematikan.
Pada babak ketiga, Nadal masih menunggu calon lawan antara peraih medali perak Olimpiade Tokyo Karen Khachanov dan Benjamin Bonzi.
Dalam dua minggu di Melbourne, Nadal berusaha untuk menjadi petenis kedua di Open Era yang memenangkan seluruh ajang Grand Slam sebanyak dua kali. Petenis pertama yang mencapai rekor ini ialah Novak Djokovic yang batal tampil karena dideportasi pemerintah Australia karena masalah visa medis.
Pada edisi tahun lalu, Nadal hanya mencapai perempat final setelah kalah dari Stefanos Tsitsipas dalam pertandingan lima set.
Baca juga: Raih gelar di Melbourne, Nadal persiapkan Australian Open dengan baik
Baca juga: Nadal sebut kontroversi Djokovic ibarat "sirkus"
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022