Peningkatan PNBP ini disebabkan adanya kenaikan nilai ICP (Indonesia Crude Price), dan terjadinya stabilitas harga minyak dunia
Jakarta (ANTARA) - Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor minyak dan gas bumi (migas) sepanjang tahun 2021 mencapai Rp103,19 triliun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu, mengatakan capaian tersebut terdiri atas PNBP SDA migas sebesar Rp97,98 triliun (tumbuh 130 persen) dan PNBP lainnya (DMO minyak) sebesar Rp5,21 triliun.
"Peningkatan PNBP ini disebabkan adanya kenaikan nilai ICP (Indonesia Crude Price), dan terjadinya stabilitas harga minyak dunia," katanya.
Tutuka mengungkapkan realisasi lifting migas tahun 2021 yang juga masuk dalam penerimaan negara. Realisasi lifting minyak mencapai 660,25 MBOPD atau 93,65 persen dari target sebesar 705 MBOPD. Sementara itu, lifting gas bumi mencapai 981,98 MBOEPD atau 97,51 persen dari target sebesar 1.007 MBOEPD.
Baca juga: Penerimaan negara dari subsektor migas capai Rp81,90 triliun
"ICP rata-rata 68,47 dolar AS per barel, atau 161 persen dari harga sebelumnya (target 45 dolar AS per barel)," katanya.
Tutuka menjelaskan tidak tercapainya target lifting disebabkan oleh rendahnya posisi awal (low entry point) pada awal 2021, shutdown yang tidak terencana hingga tertundanya lapangan yang onstream di beberapa proyek.
"Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan upaya peningkatan dan pencapaian lifting migas, di antaranya optimasi fungsi pada lapangan eksisting, percepatan transformasi sumber daya untuk produksi dengan mempercepat POD lapangan baru dan rencana lapangan-lapangan yang tertunda," katanya.
Pemerintah, lanjut Tutuka, juga akan mengoptimalkan pemberian insentif dan memonetisasi penemuan yang belum dikembangkan.
Baca juga: Simak ragam pencapaian Kementerian ESDM sepanjang semester I 2021
Pemerintah juga akan menerapkan enhanced recovery di lapangan yang berpotensi serta meningkatkan eksplorasi. Selain itu, pemerintah juga akan mempercepat proses perizinan dan mempercepat penyelesaian masalah operasional di lapangan.
Ada pun pada 2022 target lifting migas ditetapkan sebesar 705 MBOPD untuk minyak dan 1.036 MBOEPD untuk gas. Sedangkan ICP diproyeksikan rata-rata 63 dolar AS per barel.
Sementara itu realisasi investasi migas pada 2021 mencapai 15,9 miliar dolar AS, atau sebesar 94,58 persen dari target 16,81 miliar dolar AS.
"Ada beberapa hambatan dalam pencapaian investasi migas, di antaranya berupa investasi hilir, khususnya pada kilang RDMP dan GRR Tuban terkait investasi," kata Tutuka.
Baca juga: Presiden optimalkan efisiensi biaya operasi migas 2021
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022