Damaskus (ANTARA News) - Seorang anggota Kongres AS, Selasa (28/6), mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad bersungguh-sungguh dalam melakukan perubahan, dan menyuarakan harapan situasi di Suriah akan segera stabil.
"Saya telah menemukan keinginan kuat untuk membuat perubahan mendasar," kata anggota Kongres Dennis Kucinich pada satu taklimat. Ia menambahkan, "Rakyat ingin Presiden Bashar al-Assad melakukan perubahan ... Apa yang lebih penting buat Suriah adalah tindakan."
Kucinich mengatakan ia berharap situasi di Suriah akan segera membaik dan tuntutan rakyat dipenuhi. Ia juga menyeru masyarakat internasional agar membantu Suriah.
Ia menekankan bantuan mungkin diberikan dengan membatalkan sanksi yang baru-baru ini dijatuhkan atas Suriah, memulai dialog dan mendukung ekonomi negeri tersebut.
Kucinich mengatakan ia telah bertemu dengan tokoh oposisi Suriah dan wakil pemerintah. "Setiap orang yang berbicara dengan saya telah ngomong tentang pentingnya diakhirinya kerusuhan," kata Kucinich sebagaimana dikutip Xinhua, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu.
"Peralihan yang dituju Suriah memerlukan diakhirinya kerusuhan yang mengejutkan," katanya.
Kucinich, yang memulai kunjungan ke Suriah, Senin (27/6), dan mengadakan pembicaraan setibanya di negeri itu dengan Presiden Bashar al-Assad, adalah pejabat pertama AS yang mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Suriah sejak meletusnya protes di negeri tersebut pada pertengahan Maret.
Ia mengatakan tujuan utama kunjungannya ialah untuk mendengarkan tuntutan rakyat Suriah dan menyampaikan itu kepada pejabat AS dan masyarakat internasional.
Pada Selasa (28/6) satu delegasi Suriah yang sedang berkunjung ke Moskow mendesak Rusia agar menggunakan pengaruh diplomatiknya untuk meyakinkan Bashar agar menghentikan penggunaan kekuatan terhadap warga sipil.
Kelompok tersebut berada di Moskow selama satu hari untuk mengadakan pembicaraan dengan utusan khusus Kremlin untuk Afrika Mikhail Margelov.
Rusia telah menghalangi upaya PBB guna mengutuk penindasan Bashar atas pemrotes di jalan dan menyampaikan kekhawatiran jika pasukan internasional terlibat di dalam konflik tersebut, seperti yang mereka lakukan di Libya. (C003/A011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011