New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia "rebound" (berbalik naik) pada Selasa waktu setempat, karena pedagang mengambil petunjuk mereka dari kenaikan pasar saham dan tanda-tanda bahwa Eropa akan mengeluarkan kesepakatan untuk meredakan krisis utang Yunani.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, melonjak 2,28 dolar AS menjadi ditutup pada 92,89 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk Agustus melompat 2,79 dolar AS menjadi ditutup pada 108,78 dolar AS di IntercontinentalExchange, lapor AFP.

"Rally" menandai kenaikan paling tajam dalam kedua harga patokan minyak mentah sejak Kamis, ketika sebuah langkah mengejutkan oleh Badan Energi Internasional untuk memanfaatkan cadangan minyak strategis menyebabkan harga minyak menurun.

"Kenaikan dari bagian bawah karena aksi jual setelah IEA memutuskan untuk melepas cadangan minyak strategis, sejalan dengan pasar saham yang agak lebih baik dan melemahnya dolar -- semua ini adalah berkontribusi terhadap harga minyak yang lebih tinggi," kata Adam Sieminski, kepala ekonom energi Deutsche Bank.

"Minyak menanggapi positif bahwa beberapa jenis kesepakatan dapat bekerja di Yunani dan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa," tambahnya.

Saham di Eropa dan Amerika Serikat melonjak pada Selasa di tengah laporan bahwa kemajuan sedang dibuat dalam pembicaraan untuk mencegah "default" (gagal bayar) Yunani, sebagian dengan perpanjangan atas sebagian besar utang Yunani ke obligasi 30-tahun.

Pelaku pasar telah mengamati dengan seksama kejadian di Athena, dimana pemerintah berusaha untuk mendorong melalui langkah-langkah penghematan yang tidak populer untuk mencegah default yang dapat menggoyahkan sistem keuangan Eropa.

Dolar melemah terhadap euro di tengah optimisme bahwa paket penghematan Yunani akan lolos. Pada akhir perdagangan London, euro berdiri di 1,4361 dolar, naik dari 1,4277 dolar di New York akhir Senin.

Melemahnya greenback cenderung untuk meningkatkan komoditas yang dihargakan dalam dolar, seperti minyak, yang menjadi lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang kuat. Pada gilirannya, merangsang permintaan dan harga.

Pekan lalu, IEA yang mewakili 28 negara konsumen minyak, memutuskan untuk menarik cadangan darurat untuk menebus pasokan yang hilang dari Libya dan memberikan bantuan ekonomi global dari harga energi yang tinggi. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011