Para saksi melaporkan mendengar tiga ledakan di Intercontinental Hotel yang dijaga keamanan ketat di ibu kota Afghanistan selama serangan itu, pada saat orang-orang bersenjata memasuki ke gedung dan memicu tembak-menembak.
Di antara tamu yang menginap di hotel tersebut terdapat para pejabat pemerintah Afghanistan dari seluruh negeri yang berada di Kabul untuk menghadiri konferensi Rabu, mengenai serah terima kekuasaan dari pasukan asing kepada pasukan keamanan Afghanistan mulai Juli.
"Itu adalah serangan di Hotel Intercontinental," Kabul Kepala Investigasi Kepolisian Mohammad Zahir kepada AFP. "Lima sampai enam orang bersenjata telah memasuki dan berlindung di dalam bangunan hotel."
Zahir mengatakan bahwa salah satu penyerang bunuh diri telah meledakkan dirinya sendiri dan sejumlah polisi terluka dalam pertempuran yang sedang berlangsung, termasuk dia sendiri yang ditembak kakinya.
Tidak ada laporan detail mengenai korban lainnya.
Juru bicara kementerian dalam negeri Siddiq Shiddiqi menegaskan, bahwa di antara mereka yang menginap di hotel itu adalah "tamu-tamu dari berbagai propinsi" untuk menghadiri pertemuan Rabu.
Seorang pejabat pemerintah Afghanistan berbicara tanpa bersedia disebut namanya mengatakan, pemberontak di dalam hotel diduga memiliki rompi bunuh diri, senapan mesin dan granat roket.
Dia menambahkan bahwa para tamu di hotel sedang disarankan untuk tinggal di kamar mereka.
Sesaat sebelum pejabat itu berbicara, seorang wartawan AFP di tempat kejadian melihat 10 sampai 15 kendaraan lapis baja yang membawa pasukan komando Angkatan Darat Nasional Afghanistan memasuki hotel.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kelompok Islam garis keras berada di balik serangan itu.
Dia mengaku bahwa gerilyawan telah mengambil alih hotel, menewaskan 50 tamu termasuk orang-orang asing dan pejabat, dan menyandera 300 orang lainnya.
Taliban sering membesar-besarkan klaim mereka dalam kaitannya dengan serangan.
Wartawan AFP yang berada di dekat tempat kejadian melaporkan mendengar setidaknya tiga ledakan di tempat kejadian dan senapan-senapan mesin berat.
Saksi Sayed Hussain mengatakan dia berada di dalam kompleks hotel ketika serangan dimulai.
"Saya melihat lima-enam orang dalam pakaian sipil bersenjata dengan senapan yang memulai menembak ketika mereka masuk," katanya, berbicara dekat dengan tempat kejadian. "Saya berbaring di tanah dan segera setelah itu polisi datang. "
Dia menambahkan bahwa polisi dan para penyerang kemudian saling tembak-menembak selama sekitar 10 sampai 15 menit sebelum dia mendengar ledakan keras.
Seorang pria lain, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan ia telah berada di hotel berniat untuk makan malam dengan teman-temannya ketika mendengar suara tembakan dan cepat berbaring di selokan berlumpur untuk bersembunyi.
Seorang penjaga Afghanistan kemudian ditembak dan jatuh di dekatnya, di atas dia, katanya.
Wartawan AFP mengatakan bahwa hotel itu dalam kegelapan setelah listrik di daerah tersebut tampaknya telah diputus. Lalu lintas juga telah dialihkan dari daerah itu dan polisi dengan kekuatan penuh tiba, ia menambahkan.
Intercontinental adalah salah satu hotel mewah yang paling terkenal di Kabul dilengkapi dengan kolam renang dan lapangan tenis.
Hotel ini terletak pada sebuah bukit di atas kota dan didirikan pada tahun 1969.
Keamanan di hotel mewah di Kabul itu secara signifikan ditingkatkan setelah serangan 2008 di Hotel Serena di pusat kota yang menewaskan tujuh orang termasuk setidaknya tiga orang asing.
Serangan itu dilakukan beberapa minggu sebelum pasukan asing diharapkan mulai menarik diri dari Afghanistan, meskipun keamanan di ibu kota Kabul sudah di bawah kendali pasukan keamanan Afghanistan.
Sekitar 10.000 tentara Amerika Serikat akan meninggalkan Afghanistan tahun ini, kata Presiden AS Barack Obama mengumumkan pekan lalu, menjelang akhir operasi tempur asing yang direncanakan pada akhir 2014.
Namun, beberapa ahli mempertanyakan kemampuan pasukan keamanan Afghanistan untuk menahan pemberontakan berdarah Taliban yang telah berjalan selama hampir sepuluh tahun.
Saat ini ada sekitar 150.000 pasukan asing di Afghanistan, sekitar 99.000 di antaranya dari Amerika Serikat.
Kabul telah relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir meski pengamanan sering bertanda bahaya.
Sembilan orang tewas pada awal bulan ini ketika tiga penyerang, setidaknya salah seorang di antaranya berseragam militer, bersenjata dengan rompi bunuh diri dan senjata mesin menyerbu sebuah kantor polisi di jantung kota. (AK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011