Jenewa (ANTARA News/AFP) - Sepuluh juta orang di Tanduk Afrika menderita akibat dilanda kekeringan terburuk dalam 60 tahun, dengan situasi memburuk terjadi kelaparan di beberapa wilayah, kata PBB, Selasa.
Lebih dari 10 juta orang terkena dampak kekeringan," kata Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
"Kami yakin bahwa situasi kekeringan di wilayah-wilayah tertentu mendekati kelaparan. Kita berada dalam tahap darurat mengawali kelaparan. Tetapi situasi masih dapat berkembang," tambahnya.
Hujan yang sangat jarang ditambah dengan harga pangan yang meningkat menyebabkan kekurangan pangan di negara-negara termasuk Djibuti, Ethiopia, Kenya, Somalia dan Uganda.
Di daerah-daerah tertentu di Kenya, harga beras naik sampai 80 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga lima tahun, sementara di Ethiopia, indeks harga konsumen melonjak sekitar 41 persen.
Sebagai akibatnya, tingkat kekurangan gizi juga meningkat, kata badan PBB itu.
Di daerah yang paling parah, mereka yang kekurangan gizi dua kali lipat dari ambang batas darurat 15 persen. Sebelas distrik di Kenya juga melaporjan tingkat kekurangan gizi diatas ambang batas darurat.
Byrs menyerukan donor-donor meningkatkan bantuan keuangan untuk meningkatkan bantuan. Pada saat ini, Djibouti yang dilanda kekeringan hanya menerima 30 persend dari dana yang dimintanya, sementara Somalia dan Kenya hanya memperoleh sekitar separuh dana yang diperlukan.
"Jika kita tidak menangani situasi itu secepat mungkin, keadaan akan semakin buruk," kata Byrs.(*)
(Uu.H-RN/H-AK)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011