Jakarta (ANTARA News) - Pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa siang membeli saham-saham lapis tiga yang masih dapat bergerak naik, sehingga mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,35 persen.

Aksi beli saham oleh pelaku pasar terpicu oleh membaiknya bursa global diikuti bursa regional, meski pelaku pasar khawatir dengan krisis finansial di Eropa, kata analis PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kenaikan IHSG BEI terutama dipicu oleh aksi beli asing di pasar saham yang cenderung meningkat dibanding sehari sebelumnya.

Pelaku asing melihat prospek pasar domestik masih memberikan keuntungan yang lebih baik ketimbang pasar lainnya, katanya.

Pelaku asing, lanjut dia, sebenarnya khawatir dengan krisis keuangan di Eropa dan melambatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan akan berlanjut.

Oleh karena itu, menurut dia, bank sentral AS (The Fed) berencana akan memperpanjang penggunaan paket stimulus AS hingga Oktober nanti yang semula berakhir pada Juni ini.

Hal ini, lanjut dia menunjukkan bahwa pasar Indonesia masih tetap menarik untuk mencari untung dengan tingkat suku bunga rupiah yang tinggi, sehingga menjadi faktor yang mendorong pelaku asing untuk kembali bermain di pasar domestik.

"Kami optimis indeks akan kembali menguat, karena pelaku pasar akan makin aktif bermain di pasar saham," ucapnya.

Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan, secara terpisah mengatakan bahwa kenaikan indeks masih kecil, karena aksi beli asing masih belum besar.

"Kami harapkan net buying asing akan makin besar yang mendorong indeks kembali mendekati angka 3.900 poin," ucapnya.

BEI mencatat, saham-saham yang positif antara lain Gudang Garam naik dari Rp1.250 menjadi Rp47.450, saham Astra Internasional menguat Rp900 menjadi Rp61.950, saham Mega bertambah Rp125 menjadi Rp3.500, saham Telkom naik Rp100 menjadi Rp7.200.

Selain itu, saham Danamon meningkat Rp50 menjadi Rp 6.000, saham United Tractor bertambah Rp50 menjadi Rp23.750 dan saham CPIN naik Rp50 menjadi Rp1.960 dengan volume transaksi 53,78 juta unit senilai Rp104,50 miliar.
(T.H-CS/B008)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011