Jika benar sebanyak 15.000 warga Desa Tegal Lega, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, membuat paspor maka desa tersebut pasti kosong tidak berpenghuni...

Sukabumi (ANTARA News) - Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, membantah mengeluarkan sekitar 15.000 paspor per bulan kepada TKI asal Lengkong sebagaimana dinyatakan LSM Migrant Care beberapa waktu lalu.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Hendra Martin, di Sukabumi, Selasa, mengatakan, pernyataan LSM itu sangat tidak benar.

"Kami hanya bisa mengeluarkan paspor untuk haji, umroh, dan wisata ke luar negeri saja, tetapi untuk urusan TKI kami tidak melayaninya," kata Martin.

Hendra menambahkan, setiap bulan pihaknya hanya mampu mengeluarkan paspor sebanyak 700-800 buku saja, kecuali untuk layanan paspor ibadah haji, yang mencapai 300 buku per hari.

"Sangat tidak mungkin kami mencetak 500 buah paspor per hari karena alat yang ada di kami hanya dua saja serta terbatas," katanya.

Lebih lanjut, untuk urusan pembuatan TKI ada Kantor Imigrasi yang khusus mengurusi pembuatan paspor seperti Unit TKI Kantor Imigrasi Tangerang dan Jakarta.

Selain itu, sebelum paspor itu dibuat pemohon juga harus menandatangani pernyataan di atas meterai bahwa paspor tersebut tidak digunakan untuk bekerja di luar negeri ditambah harus diwawancara.

"Kami telah berkoordinasi dengan dengan Direktorat Jendral Imigrasi Hukum dan HAM RI di pusat untuk mengusut pernyataan dari Migrant Care yang menyebutkan setiap bulan kami membuat 15 ribu paspor TKI," katanya.

"Namun kami masih enggan menuduh apakah ada oknum dibelakang ini karena masih dalam penyelidikan," katanya.

Di sisi lain, Kepala Seksi Informasi Imigrasi, Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Ketut Arief, menduga paspor bagi TKI yang disebut-sebut Migrant Care itu diajukan pemohon dari daerah lain namun memalsukan alamat seolah berasal dari Sukabumi.

Jika benar sebanyak 15.000 warga Desa Tegal Lega, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, membuat paspor maka desa tersebut pasti kosong tidak berpenghuni.

"Kami menduga ada pemalusuan identitas, dan saat ini kami masih melakukan insvestigasi untuk mengungkap kasus ini," katanya.***4***

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011