London (ANTARA News) - Anak-anak kecil yang menonton televisi setelah jam 7 malam lebih cenderung memiliki gangguan tidur, terutama bila mereka melihat film kartun yang berisi kekerasan.
Berdasarkan Daily Mail, satu penelitian terhadap anak-anak berusia tiga hingga lima tahun menemukan bahwa anak yang dibiarkan menonton TV dalam waktu terlalu banyak lebih cenderung bangun di malam hari dan mengalami mimpi buruk. Penelitian itu dipublikasikan oleh jurnal Pediatrics.
Satu tim yang dipimpin Dr Michelle Garrison, dari Seattle Children's Hospital Research Institute, meminta orangtua dari 617 anak-anak untuk melaporkan kebiasaan menonton TV anak mereka dan kesulitan tidur yang mereka alami.
Mereka menemukan satu dari lima anak mengalami masalah untuk tidur nyenyak di malam hari atau menjadi capek pada siang hari selama kebanyakan dari setiap minggu.
Mereka yang menonton TV setelah jam 7 yang memiliki masalah terbanyak, dengan 28 persen mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan 19 persen dari mereka yang menonton sebentar atau tidak menonton TV di malam hari.
Kira-kira 60 anak rata-rata menonton kekerasan di TV, termasuk film kartun, selama satu jam atau lebih. Sebanyak 37 persen sering mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan 19 persen yang sedikit melihat atau tidak melihat kekerasan di TV.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak-anak usia 2 tahun ke bawah tidak boleh menonton TV dan tidak lebih dari dua jam setiap hari untuk anak berusia lebih tua. Mereka juga mencegah para orangtua menempatkan TV di kamar tidur anak-anak.
Penelitian sebelumnya sudah menemukan bahwa setidaknya satu dalam empat anak pra-sekolah Amerika Serikat memiliki TV di kamar tidur mereka. Dr Garrison mengatakan banyak anggapan yang salah mengenai TV membantu anak-anak tidur.
Dr Marc Weissbluth, spesialis gangguan tidur di Chicago's Children Memorial Hospital, mengatakan dongeng sebelum tidur dan pelukan bisa membantu menenangkan anak-anak.
Bagaimanapun juga, TV bisa memiliki pengaruh rangsangan yang berlawanan dan bisa menyebabkan kesulitan perilaku dan kehilangan daya ingat.
Dr Garrison mengatakan melarang semua waktu menonton bagi anak-anak bisa tidak masuk akal, tetapi penelitian itu menunjukkan bahwa menghapus waktu menonton di malam hari atau kekerasan di TV memiliki pengaruh.
(ENY)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011