Jerusalem (ANTARA News) - Dinas keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan pada Senin bahwa mereka telah menahan lebih dari 20 warga Palestina di Ramallah dan Jerusalem timur, yang dicaplok karena diduga merencanakan serangan terhadap Israel.
Badan mata-mata itu mengatakan orang-orang tersebut adalah anggota kelompok Front Rakyat bagi Pembebasan Palestina (PFLP) dan telah merencanakan untuk menculik warga Israel, untuk memperoleh senjata guna melakukan serangan penembakan dan untuk menculik seorang pedagang tanah kaya Palestina guna membiayai rencana mereka.
"Shin Bet bersama dengan militer dan polisi dalam dua bulan terakhir telah menggagalkan pembentukan sebuah sel militer Front Rakyat di daerah Ramallah," kata pernyataan dinas rahasia Israel itu, lapor AFP.
Lima dari para tahanan itu disebutkan namanya, termasuk yang diduga pemimpin jaringan -- Nasser Abu Khadir yang berusia 40 tahun, seorang warga Jerusalem timur "dengan sejarah kegiatan teror yang kaya".
Pernyataan dinas keamanan yang sangat jahat itu mengatakan banyak dari mereka yang ditahan sebelumnya telah dipenjarakan oleh Israel karena yang diduga terlibat dalam serangan.
"Anggota-anggota sel itu ditangkap setelah mereka memulai persiapan untuk melakukan serangan. Itu termasuk merekrut anggota dan membeli senjata," kata pernyataan tersebut.
"Penangkapan sebelum mereka dapat memenuhi tujuan mereka telah mencegah serangkaian serangan," ujarnya.
Pernyataan itu tidak menyebutkan apa tuduhan yang diajukan terhadap mereka, tapi bahwa "pernyelidikan diteruskan".
Lebih dari 270.000 warga Palestina tinggal di Jerusalem timur, yang diduduki oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok tak lama setelah itu, dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Sangat sedikit dari mereka itu yang memegang kewarganegaraan Israel meskipun warga Palestina yang tinggal di kota tersebut (Jerusalem) menikmati status khusus yang memungkinkan mereka untuk melakukan gerakan bebas di seluruh Israel, tidak seperti mereka yang dari Tepi Barat.
(S008/C003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011