Kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin pagi bergerak melemah 15 poin ke level Rp8.610 poin dibanding posisi terakhir sebelumnya Rp8.595.
Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin mengatakan, masih minimnya sentimen positif baik dari dalam negeri maupun eksternal membuat pergerakkan rupiah terhadap dolar AS tertekan.
Ia menambahkan, beberapa asumsi makro untuk rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) pada 2012 seperti pertumbuhan ekonomi antara 6,6 persen hingga tujuh persen, inflasi (yoy) antara empat persen hingga 5,3 persen, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar antara Rp8.600?Rp9.100 dianggap terlalu optimis ditengah ketidakpastian pasar keuangan global saat ini.
Namun, lanjut dia, potensi untuk pencapaiannya masih sangat terbuka ke depan dengan. Asumsi ini juga
mengindikasikan pemerintah masih mengharapkan pasar Indonesia menjadi tumpuan investasi global.
"Dengan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai perkiraan inflasi yang rendah dapat menarik investor masuk ke dalam negeri," katanya.
Ia memprediksi, pada perdagangan hari ini, kami melihat sentimen positif pada rupiah akan berlanjut didukung oleh solusi penyelesaian utang Yunani.
Ia mengatakan, pertemuan pemimpin Uni Eropa (UE) yang sepakat membantu Yunani dengan program baru dan melakukan segala upaya untuk menstabilkan perekonomian di zona eropa dan diprediksi akan berdampak positif pada perekonomian Asia.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011