Waykanan, Lampung (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Waykanan, Lampung melirik potensi sungai di daerah itu untuk dibuat air minum kemasan guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten yang masih tertinggal itu.
"Memang selama ini kita hanya menjadi target area pemasaran dari berbagai perusahaan air minum yang ada di Indonesia dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan penjualan di wilayah lain atau produksinya karena harus menanggung beban biaya distribusi," ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Waykanan Kussarwono didampingi Kepala Bidang Penelitian dan Statistik M Yazid Zakaria, Senin, di Blambanganumpu.
Kabupaten Waykanan, Lampung dialiri oleh sungai-sungai besar dengan debit air yang tinggi, diantaranya Waykanan, Wayumpu, Waybesay, Waygiham dan Waytahmi. Adapun berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) Waykanan tahun 2010, jumlah penduduk di daerah itu tercatat 406.735 jiwa, sebagian atau 84.100 jiwa masih tergolong penduduk miskin. Sementara untuk PAD di tahun 2011 ialah Rp11 milyar.
"PT Way Kanan Makmur Abadi yang merupakan BUMD kita Insya Allah akan membuat unit usaha produksi dan pemasaran air minum dalam kemasan dengan pertimbangan potensi air berlimpah yang belum dimanfaatkan secara maksimal serta untuk menyediakan kepada masyarakat air minum dalam kemasan yang berkualitas SNI dengan harga terjangkau," jelas dia.
Selain itu, lanjut dia menambahkan, hal tersebut dimaksudkan juga untuk membuka lapangan kerja kepada masyarakat Waykanan serta mendorong timbulnya usaha baru dalam jaringan distribusi yang dikelola masyarakat.
"Kita harus mencari jalan yang kongkrit untuk mendongkrak PAD karena sumber-sumber PAD sekarang masih aneh, dari kita untuk kita, contohnya galian C ditarik dari kontraktor yang kita bayar untuk bekerja," kata dia menerangkan.
Oleh sebab itu, terus dia, kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari pihak legislatif sehubungan insentif anggota dewan perwakilan rakyat daerah ditentukan oleh besarnya PAD. (ANT-049/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011