Cilegon (ANTARA News) - Sebanyak tiga depot isi ulang di Kota Cilegon, Banten, diduga mengandung bakteri Escherichia Coli atau E-Coli sehingga membahayakan bagi kesehatan manusia.
"Kami menemukan tiga depot isi ulang yang diduga mengandung bakteri E-Coli setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Suminar, Minggu.
Ia mengatakan, pihaknya belum lama ini telah mengambil sampel bahan makanan tambahan pangan (BTP) dalam kegiatan `on the spot` atau uji laboratorium di pasar tradisional, rumah makan, katering serta depot air minum isi ulang.
Namun, kata dia, pihaknya menemukan tiga depot air isi ulang yang mengandung bakteri E-Coli di antaranya dua berada di Kecamatan Cibeber dan satu di Kecamatan Purwakarta.
Selain itu, juga sejumlah makanan menggunakan formalin, Rodamin B, methanil yellow dan beberapa makanan yang mengandung pengawet berbahaya.
Suminar mengatakan, dalam uji laboratorium tersebut juga ditemukan makanan yang memakai bahan pengawet formalin, seperti tahu, ikan teri asin dan kerupuk.
Selain itu juga jajanan manisan yang menggunakan Rodamin B dan dapat memicu penyakit kanker.
"Kami minta masyarakat agar mewaspadai terhadap makanan yang dicampur dengan bahan berbahaya itu," ujarnya.
Suminar menjelaskan, bahan formalin yang terkandung dalam makanan tahu digunakan sebagai pengawet dan pemutih warna, sedangkan untuk methanol yellow yang terkandung dalam jajanan manisan digunakan sebagai pewarna.
"Saya kira warga harus hati-hati jika membeli makanan karena khawatir mengandung zat berbahaya," jelasnya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Bisa dibilang 90% masyarakat kita tidak tahu,apa yang mereka beli itu mengandung zat berbahaya atau tidak krn tdk mungkin setiap membeli lalu dibawa ke lab utk dicek sebelum dikonsumsi.Jadi yang lebih tahu adalah Pemerintah dan Badan POM.Jadi Pemerintah harus lebih tegas dan tidak memberi ampun soal yang satu ini.