Jakarta (ANTARA News) - Fraksi PKS Komisi V DPR mempertemukan PT Kereta Api Indonesia dengan pengguna KRL yang diwakili Komunitas KRL Mania guna menuntaskan keberatan pengguna Commuter Line Kereta Rel Listrik (KRL) Jakarta-Bogor terkait penerapan tarif baru sebesar Rp9000 yang kemudian disepakati menjadi Rp7000/penumpang.
Menurut anggota Komisi V dari FPKS yang menjadi inisiator pertemuan itu, Abdul Hakim di Jakarta, Minggu, pertemuan yang dilakukan di Stasiun KA Gambir, Jakarta ini penting sebagai sebuah upaya memperoleh jalan keluar atas keberatan pengguna Commuter Line mengenai penerapan tarif baru.
"Kami mencoba menjembatani kepentingan berbagai pihak, termasuk dalam hal ini adalah PT KAI selaku regulator tarif, dengan masyarakat pengguna KRL. Dengan demikian aspirasi masing-masing kepentingan bisa terserap" ungkap Hakim.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Ruang Penyetaraan PT KAI di Lantai II Stasiun Gambir. Hadir dalam pertemuan tersebut PT KAI yang langsung diwakili oleh Direktur Utama PT KAI Ignatius Jonan beserta jajaran Direksi PT KAI lainnya.
Dari komunitas pengguna KRL Mania, hadir beberapa perwakilan diantaranya Nurcahyo dan M. Rofiq selaku inisiator Komunitas KRL Mania dan Agam selaku Humas komunitas KRL Mania.
Sedangkan Komisi V DPR diwakili oleh Abdul Hakim dan anggota Komisi V lainnya dari PKS, Sigit Soesiantomo.
Dalam pertemuan tersebut, Abdul Hakim memaparkan mengenai aspirasi pengguna KRL Commuter Line mengenai pelayanan PT KAI sekaligus beberapa keluhan dari masyarakat.
Hal tersebut dijawab oleh DIrut PT KAI, Ignatius Jonan dengan beberapa kendala yang dihadapi oleh PT KAI, diantaranya adalah posisi dilematis antara logika bisnis dengan pelayanan publik.
"Posisi PT KAI dilematis, namun kami tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat," ungkap Ignatius.
Melalui perdebatan serius, serta dengan memperhatikan aspirasi dari masyarakat pengguna KRL, akhirnya PT KAI bersedia menurunkan tarif baru KRL Jakarta-Bogor sebesar Rp7000. Hal ini disampaikan langsung oleh Ignatius Jonan.
"Dengan mempertimbangkan aspirasi pengguna Commuter Line Jakarta-Bogor, kami bersedia menurunkan tarif menjadi Rp 7000. Kebijakan ini akan segera akan kami sosialisasikan Senin (27/6). Ini adalah untuk kepentingan publik yang lebih besar," ungkap Ignatius.
Abdul Hakim, selaku inisiator pertemuan, menyambut positif perubahan kebijakan tersebut. Dengan demikian, kata Hakim, kebijakan tarif baru ini sekaligus menjadi jawaban atas keluhan pengguna KRL Jakarta-Bogor, sekaligus juga jalan keluar bagi PT KAI untuk menjaga keseimbangan antara logika bisnis dengan kebutuhan akan pelayanan kepada masyarakat.
"Ini terobosan penting bagi PT KAI dan seluruh pengguna KRL Jakarta-Bogor," ujarnya.
Di sisi lain, KRL Mania juga siap mendukung dan mensosialisasikan kebijakan tersebut. Selaku komunitas yang dibentuk sesama pengguna KRL lewat internet, saat ini, milis KRL Mania diikuti oleh 5000 pengguna. KRL Mania juga eksis di dunia sosial media. Tercatat, saat ini "follower"di twitter adalah sebanyak 6000 "account" dan Facebook sebanyak 14.000 pengikut.
Menurut Humas Komunitas KRL Mania, Agam, perubahan kebijakan ini penting agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan terbaik dengan harga yang relatif terjangkau. Sebelum pertemuan ini, kata Agam, Komunitas KRL Mania sudah bertemu dengan Dirjen Kereta Api Kementerian Perhubungan serta Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , Andi Arief, dan baru pada pertemuan ini hasil konkret didapatkan. (*)
(D011/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011