Kairo (ANTARA News/AFP) - Tak bukti "ilmiah" yang mendukung pernyataan pengacara Hosni Mubarak bahwa mantan presiden Mesir itu menderita kanker, kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan Mesir di dalam pernyataan yang dikeluarkan Ahad.
Mubarak, yang ditahan di satu rumah sakit di kota pelancongan Laut Merah, Sharm Esh-Sheikh, "menderita kanker perut dan tumor itu terus tumbuh", kata pengacaranya Farid ad-Dib pekan lalu kepada AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta.
"Kementerian Kesehatan tak memiliki satu pun dokumen ilmiah yang menyatakan Mubarak menderita kanker," kata Abdelhamid Abaza, Asisten Menteri Kesehatan, sebagaimana dikutip oleh surat kabar Al-Ahram dan Al-Masry Al-Youm.
"Tak ada keterangan mengenai operasi yang dijalani mantan presiden tersebut di Jerman," ia menambahkan.
Pada Maret 2010, Mubarak pergi ke Jerman untuk menjalani operasi. Beberapa dokter saat itu mengatakan Mubarak menderita calculus cholecystitis kronis --radang kantung empedu yang diserta dengan batu empedu-- dan polip bagian terkecil dari usus.
Daging tumbuh di usus kecil Mubarak juga telah dikeluarkan.
"Ia mesti menjalani perawatan lanjutan setelah itu tapi itu tak dilakukan," kata pengacara Mubarak, Senin (20/6).
Satu tim medis Jerman, termasuk ahli bedah yang mengoperai Muabrak tahun lalu, dijadwalkan berada di Sharm Esh-Sheikh Ahad malam guna memeriksa dia dan melihat apakah ia memang menderita kanker, kata Al-Masry Al-Youm.
Mantan presiden Mesir tersebut telah ditahan di satu rumah sakit Sharm Esh-Sheikh sejak menderita sakit jantung selama ditanyai pada 13 April, hampir satu bulan setelah 18 hari protes rakyat yang memaksa dia meletakkan jabatan.
Mubarak, yang berusia 83 tahun pada Mei, dan putranya --Alaa dan Gamal-- dijadwalkan diadili pada 3 Agustus dengan dakwaan memerintahkan pembunuhan pemrotes selama pemberontakan pada Januari dan Februari, yang menggulingkan pemimpin kawakan Mesir tersebut.(*)
(Uu.C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011