Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta, Minggu, mengeluarkan enam instruksi untuk mewujudkan target Indonesia Bebas Narkotika 2015.
"Telah banyak yang kita tempuh (untuk menghentikan dan mencegah kejahatan narkotika) saat ini namun masih belum cukup, kita harus lebih giat dan agresif lagi," kata Presiden.
Instruksi pertama Presiden untuk mewujudkan Indonesia Bebas Narkotika 2015 berupa ajakan untuk meningkatkan intensitas dan ekstensitas pencegahan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika.
Kedua, adalah ajakan untuk meningkatkan kerjasama regional maupun internasional supaya Indonesia tidak mudah diaduk-aduk oleh organisasi narkotika.
Kemudian yang ketiga adalah imbauan kepada para pendidik, orang tua dan pemuka agama untuk aktif mendidik generasi muda agar tidak tersesat dan terlibat dalam kejahatan narkotika.
Instruksi yang keempat, lanjut Presiden, ditujukan kepada polisi dan aparat hukum untuk aktif membongkar kejahatan narkotika dan memberikan hukuman setimpal.
"Yang kelima adalah masyarakat harus lebih peduli dan aktif," kata Presiden.
Menurut Presiden, jangan sampai kasus-kasus sebelumnya dimana sebuah rumah menjadi tempat produksi narkotika namun tidak ada tetangganya yang mengetahui.
"Ada yang disebut sebagai `neighborhood watch`," katanya.
Sementara itu instruksi yang terakhir adalah upaya bersama untuk mendorong program-program rehabilitasi narkotika dan kerelaan menyambut para mantan pengguna kembali di tengah masyarakat.
Presiden mengimbau jangan sampai para mantan pengguna yang telah kehilangan masa lalu juga kehilangan masa depan.
Turut mendampingi Presiden dan wakil Presiden Boediono pada kesempatan itu adalah Ibu Ani Yudhoyono dan Ibu Herawati Boediono serta Kepala Badan Narkotika Nasional Goris Mere.
Pada kesempatan itu Presiden juga menandatangani Sampul Indonesia Bebas narkotika 2015 serta menyematkan Pin Indonesia Bebas Narkotika pada empat pelajar berprestasi.
Mereka adalah Keyla Cahya Athalia siswi SD Islam Al-Azhar 09 yang merupakan pemenang olimpiade matematika dunia, Mohammad Iqbal Ibrahim siswa SMP Pribadi Depok yang merupakan pemenang junior olimpiade science dunia, Christian George Emor siswa SMA Lokan Santo Nicolas Sulawesi Utara yang merupakan pemenang olimpiade fisika dunia dan Abi sofyan Ghifari mahasiswa Universitas Indonesia jurusan kimia yang merupakan pemenang olimpiade kimia dunia.
Dalam acara yang ditutup dengan sendratari mengenai upaya pemberantasan kejahatan narkotika itu juga dibacakan Ikrar Pelajar dan Mahasiswa Indonesia untuk menjauhi narkotika.(*)
T.G003/F001)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011