Artinya kalau pemerintah berupaya membangun pertanian atau membangun dari pinggiran itu sudah mulai terasa dampaknya karena kemiskinan di desa turunnya lebih cepat dibanding di perkotaanJakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan kemiskinan di pedesaan turun lebih cepat dibanding di perkotaan.
"Artinya kalau pemerintah berupaya membangun pertanian atau membangun dari pinggiran itu sudah mulai terasa dampaknya karena kemiskinan di desa turunnya lebih cepat dibanding di perkotaan," kata Margo dalam Konferensi Pers Profil Kemiskinan di Indonesia September 2021 di Jakarta, Senin.
Penurunan kemiskinan di daerah pedesaan yang lebih cepat dibanding perkotaan terlihat dari jumlah maupun persentasenya.
Pada periode Maret 2021–September 2021, ia mengungkapkan jumlah penduduk miskin di pedesaan turun sebesar 730 ribu orang, sedangkan di perkotaan turun sebesar 320 ribu orang.
Kemudian, persentase kemiskinan di pedesaan turun signifikan sebesar 0,57 persen poin dari 13,1 persen menjadi 12,53 persen, sedangkan di perkotaan hanya turun 0,29 persen poin dari 7,89 persen menjadi 7,6 persen.
Kendati demikian, Margo mengatakan disparitas kemiskinan di perkotaan dan di pedesaan masih cukup tinggi, yang terlihat dari tingginya angka kemiskinan di pedesaan dibanding dengan kota.
Tercatat, terdapat 14,64 juta penduduk miskin di pedesaan atau 12,53 persen pada September 2021, lebih tinggi daripada jumlah penduduk miskin di kota yang sebanyak 11,86 juta atau 7,6 persen.
"Namun kalau tren penurunan kemiskinan di pedesaan yang lebih cepat bisa terus dijaga, maka disparitasnya lambat laun bisa semakin mengecil antara desa dan kota," tutupnya.
Baca juga: BPS: Beras masih jadi penyumbang terbesar garis kemiskinan
Baca juga: BPS catat rasio gini September 2021 turun jadi 0,381
Baca juga: Selama pandemi, orang-orang super kaya justru makin kaya
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022