Penggunaan kata tersebut dianggap bersifat diskriminatif pada Imbauan Global
LONDON, 26 Januari (ANTARA/Kyodo JBN-AsiaNet) -- Yohei Sasakawa, Duta Besar Muhibah WHO untuk Pemberantasan Penyakit Kusta sekaligus Duta Besar Muhibah Pemerintah Jepang untuk Hak Azasi Penderita Kusta, mengimbau masyarakat agar tidak lagi menggunakan kata "leper."
Ketika berbicara di London pada peluncuran Imbauan Global keempat untuk Mengakhiri Stigma dan Diskriminasi Terhadap Penderita Kusta, yang bertepatan dengan hari Kusta Dunia, ia mengatakan bahwa kata itu "bermakna sampah masyarakat."
Menurut Sasakawa, para penderita kusta menuntut kata ini tidak digunakan. "Sayangnya kata tersebut masih digunakan sampai saat ini dalam pemberitaan di media, termasuk media di Inggris, yang merusak martabat dan hak azasi penderita penyakit ini."
Imbauan Global tahun ini banyak didukung oleh para pemuka agama dunia - yang memohon kekuatan dan pengaruh agama untuk mengubah sikap diskriminatif di masyarakat sebagaimana yang dialami penderita kusta. Sebanyak enam belas pemuka agama termasuk Uskup Agung Desmond Tutu, Dalai Lama, Ketua Majelis Ulama Indonesia, Pendeta Kepala Israel, dan Ketua Dewan Kepausan Perawatan Kesehatan Kepasturan Vatikan, menandatangani Imbauan tersebut.
Sasakawa, yang juga Ketua Yayasan Nippon, menjelaskan bahwa "karena telah ada pengobatan yang ampuh pada pertengahan tahun 1980-an, sebanyak 16 juta penderita kusta di seluruh dunia telah disembuhkan. Tetapi, jika kita memasukkan anggota keluarga, mungkin sebanyak 100 juta orang menghadapi diskriminasi akibat kusta dalam bentuk tertentu, seringkali setiap hari."
Pada Juni 2008, Dewan Hak Azasi Manusia PBB menyetujui dengan suara bulat resolusi menghapus stigma dan diskriminasi terhadap penderita kusta.
Tetapi, bertentangan dengan resolusi tersebut, beberapa negara termasuk AS dan Inggris memberlakukan peraturan yang melarang pemberian izin kerja atau tinggal kepada penderita kusta.
Sasakawa mengatakan bahwa mencabut "diskriminasi dari masyarakat memerlukan kerjasama anggota paling berpengaruh di masyarakat. Oleh karena itu, saya meminta para pemuka agama yang telah menandatangani Imbauan Global tahun ini untuk menyampaikan pesannya kepada umat dan pengikutnya."
Sumber: Yayasan Nippon
Kontak:
Keiko Mori
Yayasan Nippon
Tel: +81-3-6229-5131
e-mail: k_mori@ps.nippon-foundation.or.jp
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009