“Pembelajaran daring harus semakin dikuatkan, solusi dari learning loss bukan sekedar buka sekolah atau pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Akan tetapi mutu pembelajaran daring ini yang harus terus ditingkatkan,” ujar Indra saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Baca juga: Legislator sebut PTM 100 persen di DKI Jakarta perlu dievaluasi
Dia menambahkan dari pandangan epidemiolog dan ahli medis, selama pandemi idealnya memang pembelajaran tatap muka tidak dilakukan 100 persen, sebab terlalu bahaya memaksakan PTM 100 persen, padahal kasus COVID-19 varian Omicron di sejumlah negara terus mengalami peningkatan.
“Mengerikan, karena ini nyawa taruhannya. Tidak hanya siswa, tetapi juga guru-guru dan keluarga masing-masing di rumah,” terang dia.
Menurut dia, pembelajaran harus diperbaiki. Bukan sekadar berorientasi bisa mengerjakan soal saat ujian, akan tetapi esensi dari pembelajaran itu adalah untuk mengetahui, untuk mengerjakan, menjadi sesuatu, dan pembelajaran untuk hidup bersama.
Indra memberi contoh bagaimana banyak generasi muda saat ini yang bisa memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran seperti Fiki Naki, Putra Adji Nadhari, dan lainnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan jumlah kasus COVID-19 varian Omicron mencapai 720 kasus. Sejumlah sekolah yang ditemukan kasus COVID-19 menghentikan sementara pelaksanaan PTM 100 persen dan kembali ke pembelajaran daring.
Baca juga: Wagub DKI tegaskan Jakarta masih penuhi syarat PTM 100 persen
Baca juga: Temuan kasus COVID bertambah, DKI hentikan sementara PTM di 15 sekolah
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022