Teheran (ANTARA News) - Afghanistan, Iran dan Pakistan sepakat pada Sabtu untuk bersama-sama memerangi terorisme ketika para pemimpin negara tersebut mengadakan konferensi tingkat tinggi melawan terorisme.
Sementara itu terjadi pembomam satu rumah sakit di Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 20 orang.
Pernyataan yang dikeluarkan presiden tiga negara bertetangga itu menyusul pengumuman oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa Washington akan menarik 33.000 dari 99.000 tentaranya dari Afghanistan pada akhir musim panas mendatang.
"Semua pihak menekankan komitmen mereka bagi usaha-usaha bertujuan menghapus ekstrimisme, militansi, terorisme yang bertentangan dengan semangat Islam, tradisi budaya damai di kawasan dan kepentingan rakyatnya," menurut pernyataan tersebut.
Mereka setuju melanjutkan pertemuan di tingkat menteri menjelang KTT mendatang di Islamabad sebelum akhir 2011, tambah pernyataan itu yang dilansir oleh kantor berita Iran, IRNA, lapor AFP.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan dua rekan sejawatnya Mahmoud Ahmadinejad dari Iran dan Asif Ali Zardari dari Pakistan juga mengadakan pembicaraan tiga negara pada Jumat menjelang pertemuan enam negara.
Berbicara pada sesi pembukaan KTT dua hari itu, Karzai mengatakan kendati usaha-usaha dilakukan pemerintahnya, militansi regional meningkat.
"Sayangnya kendati semua pencapaian terjadi di bidang pendidikan, infrastruktur dan rekonstruksi, perdamaian dan keamanan di Afghanistan belum tercapai begitu juga terorisme berkembang dan mengancam Afghanistan dan kawasan ini daripada sebelumnya," kata Karzai.
Misalnya, serangan pada Sabtu atas satu rumah sakit sekitar 75 kilometer sebelah selatan Kabul, ibu kota Afghanistan, menewaskan sedikitnya 20 orang dan menciderai lebih 20 lainnya.
"Teroris melanggar nilai-nilai luhur dan manusia yang merenggut nyawa dan menimbulkan kerusakan atas makhluk hidup lainnya. Mereka tak punya agama," kata Presiden Pakistan.
Terorisme telah merenggut nyawa 35.000 orang di Pakistan, 5.000 di antaranya personil penegak hukum dan menimbulkan kerusakan material sebanyak 67 miliar dolar AS.
Dalam pidatonya, Ahamadinejad lagi menuding musuh bebuyutan Iran yakni Amerika Serikat menggunakan serangan-serangan 11 September 2001 sebagai "dalih" untuk mengirim tentara ke kawasan ini.
Ia mengatakan serangan 11 September dikesankan sangat seperti Holocaust.
"Pemerintah Amerika menggunakan serangan-serangan itu sebagai dalih untuk menduduki dua negara, dan membunuh, melukai dan membuat orang-orang mengungsi di kawasan ini," katanya.
"Jika kotak hitam Holocaust dan 11 September dibuka, banyak realitas akan terkuak. Tapi sayang kendati ada tuntutan dari dunia, pemerintah Amerika tak mengizinkannya," kata Presiden Iran.
Ahmadinejad telah berulang-ulang menyinggung kontroversi dengan mempertanyakan versi yang diterima terkait serangan 11 September yang menewaskan hampir 3.000 orang dan Holocaust yang menyebabkan enam juta orang Yahudi tewas.
Dalam satu pesan yang dibacakan pada konferensi kontra terorisme itu, yang juga dihadiri para pemimpin Irak, Sudan dan Tajikistan, pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei berbicara menentang apa yang disebut Barat penyalahgunaan ancaman teroris.
Menurut dia, kalkulasi kekuatan-kekuatan yang mendominasi adalah mengeksploitasi terorisme sebagai alat untuk meraih tujuan-tujuan tak sah mereka dan mereka telah mengunakannya dalam rencana-rencana mereka.
Khamenei kemudian menerima Karzai, Talabani dan Zardari.
Khamenei menyatakan Amerika mengupayakan pangkalan-pangkalan permanen di Afghanistan. "Ini isu berbahaya sebab selama tentara Amerika hadir di Afghanistan, keamanan ril tak akan ada," demikian IRNA mengutip ucapan Khamenei kepada Karzai.
"Intervensi AS adalah akar dari masalah Irak...orang-orang Amerika menyebabkan perbedaan di antara faksi-faksi Irak untuk memperluas kehadiran mereka di sana dan kelompok-kelompok Irak hendaknya menyadari ini," katanya kepada Talabani sebagaimana media Iran melaporkan. (M016/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011