Gaddafi telah menghadapi serangkaian pembelotan oleh para pejabat dan diplomat, tapi melawan upaya-upaya oleh pemberontak yang didukung dengan serangan pemboman NATO untuk mencabutnya dari kekuasaan setelah empat dasa warsa berkuasa.
Abdel Hafiz Ghoga, wakil pemimpin dewan pemberontak, mengatakan para pesebakbola itu telah berhubungan dengan pemimpin pemberontak di Benghazi, markas besar NTC (Dewan Transisi Nasional) di Libya timur, dan tinggal di negara tetangga Tunisia. NTC adalah dewan pemerintah pemberontak Libya.
"Itu adalah refleksi langsung pendapat dan perasaan semua orang di Libya. Ke-17 anggota tim itu sedang dalam perjalanan mereka ke Mali ketika mereka menyatakan pembelotan mereka," katanya, lapor Reuters.
"Itu tidak hanya sembolis tapi juga sangat penting. Itu menunjukkan bahwa kapanpun orang dapat menentukan diri mereka bebas dan mengumumkan pembelotan mereka, mereka melakukannya. Ada banyak orang yang tidak dapat melakukan demikian itu."
Penjaga gawang nasional Juma Gtat dan Adel bin Issa, kapten klub sebakbola utama Tripoli, Al-Ahly, mengumumkan pembelotan di Gunung Nafusa yang dikuasai pemberontak di Libya barat, BBC melaporkan.
"Saya mengatakan pada Kolonel Gaddafi untuk membiarkan kami sendiri dan membolehkan kami untuk membentuk Libya yang bebas," kata Gtat di sebuah hotel di kota Jadu sebagaimana dikutip. "Pada kenyataannya saya ingin ia akan meninggalkan kehidupan (politik) sama sekali."
Bin Issa mengatakan pada BBC bahwa ia memilih untuk datang ke Gunung Barat "untuk mengirim pesan bahwa Libya harus disatukan dan bebas". Ia menambahkan, "Saya mengharapkan akan bangun pada suatu pagi untuk mendapati bahwa Gaddafi tidak ada lagi di sana". (S008/M016/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011