Holding Aviasi dan Pariwisata saya kira dimaksudkan untuk mendorong value creation lebih optimal pada sektor pariwisata yang akan menjadi unggulan devisa masa depan.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat BUMN Toto Pranoto dari Universitas Indonesia menilai pembentukan Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata untuk mendorong value creation lebih optimal di sektor pariwisata.
"Holding Aviasi dan Pariwisata saya kira dimaksudkan untuk mendorong value creation lebih optimal pada sektor pariwisata yang akan menjadi unggulan devisa masa depan," ujar Toto saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Baca juga: Holding BUMN Pariwisata optimistis tiket MotoGP bakal "sold out"
Menurut pengamat tersebut, dengan langkah terintegrasi melalui Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata maka daya saing pariwisata Indonesia mampu berkompetisi dengan Thailand, Malaysia, dan negara-negara ASEAN lainnya.
"Dengan langkah terintegrasi di segmen Amenities atau hotel, Attraction (tempat wisata dan atraksi wisata) dan Access (maskapai dan bandara) maka daya saing pariwisata Indonesia akan meningkat, mampu kompetitif dan berhadapan dengan Thailand ,Malaysia, atau Vietnam," kata Toto.
Baca juga: Induk Holding BUMN Pariwisata akan luncurkan kembali TMII tahun ini
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata atau InJourney merupakan megaekosistem.
Menurut Erick, InJourney ini bisa bergabung dengan ekosistem-ekosistem lain yang ada di BUMN, seperti perbankan.
Jika melihat angka-angkanya nanti, lanjut dia, total asset Holding BUMN Pariwisata ini pada tahun 2024 mencapai kurang lebih Rp260 triliun, dengan potensi penjualan yang terus meningkat.
Menteri BUMN juga menyampaikan bahwa pembentukan Holding BUMN Pariwisata tidak lain ingin difokuskan pada kesempatan untuk membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik, di mana potensinya selama ini masih sangat besar tetapi kurang terintegrasi.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022