"Saya masih mau menjadi pemain. Saya merasa masih bisa memberikan yang terbaik untuk klub," kata Kayamba yang dihubungi dari Palembang, Sabtu.
Kayamba mengakui, usianya memang tidak muda lagi sebagai pesepak bola, namun untuk berlaga di Indonesia, masih memungkinkan.
"Untuk main di negara-negara Eropa memang sudah tidak mungkin lagi dengan usia seperti saya ini, tetapi untuk bermain di Indonesia atau negara Asia lainnya, saya masih bisa diterima," ujar pemain asal St Kitts dan Nevis ini.
Karena itu, Kayamba pun masih mengesampingkan peluang menjadi pelatih profesional, meskipun telah memiliki lisensi pelatih fisik ICA (International Coaches Association).
"Memang saya telah mempersiapkan diri untuk menjadi pelatih, namun tidak untuk saat ini. Jika Sriwijaya FC masih menginginkan saya bermain, maka akan lebih memilih sebagai pemain dibandingkan pelatih," kata dia lagi.
Namun, dia melanjutkan, jika SFC memberikan peluang untuk menjadi pelatih maka akan tetap mempertimbangkannya.
"Jika diberikan kesempatan menjadi pelatih, maka saya akan mempertimbangkannya. Tentunya, ada banyak hal yang perlu dibicarakan bersama manajemen Sriwijaya FC," ujar dia.
Kayamba telah memperkuat SFC sejak pertengahan musim 2007-2008 lalu.
Selama memperkuat "Laskar Wong Kito", Kayamba telah memberikan kontribusi untuk mempersembahkan satu gelar Liga Super dan tiga gelar Piala Indonesia.
Selain itu, pada musim lalu, dia terpilih sebagai pemain terbaik Piala Indonesia.
Meskipun usianya telah tergolong tua sebagai pesepak bola, namun kualitas fisiknya tidak diragukan.
"Sejak memutuskan sebagai pemain bola, saya telah menerapkan pola hidup sehat. Saya tidak merokok, minum alkohol, tidak keluar malam, dan rutin makan suplemen," ujar dia. (ANT-037/M033/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011