Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jambi Warasdi di Jambi, Jumat mengatakan, pihaknya sangat mendukung rencana Pemprov Jambi yang akan mengajukan tambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar 40 persen untuk mengatasi kelangkaan.
"Usulan tambahan itu sangat positif dan akan didukung semua pihak, karena selain bertujuan untuk mengatasi kelangkaan, sekaligus untuk persiapan menyambut puasa dan Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah," katanya.
Ia menyebutkan, kelangkaan BBM saat ini khususnya solar disinyalir akibat dikuras atau disedot perusahaan industri, terutama batu bara yang berkembang pesat di sejumlah kabupaten.
Perusahaan batu bara itu seharusnya membeli dan menggunakan BBM non subsidi seharga Rp9.000/liter yang langsung dibeli di Pertamina.
Hasil pengamatan di lapangan antrean panjang di sejumlah SPBU didominasi kendaraan angkutan berat berukuran besar, yang seharusnya mengisi BBM di perusahaan yang menggunakan kendaraan tersebut.
Adanya usulan penambahan BBM dan kelangkaan yang terjadi saat ini harus disikapi serius semua pihak, terutama pihak keamanan untuk menertibkan perusahaan industri supaya mentaati aturan yang ada.
Di Kabupaten Merangin, bupati setemat, H Nalim, langsung turun ke lapangan menertibkan antrean di SBU yang ada, namun hingga kini belum berjalan normal.
Pemerintah setempat harus mendata ulang perusahaan yang ada di daerahnya, dan mempertanyakan pasokan BBM yang mereka lakukan untuk menjalankan aktivitasnya, apakah langsung membeli ke Pertamina atau berbuat curang membeli di SPBU yang merupakan BBM bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat dan angkutan umum.
"Tindakan tegas harus dilakukan pemerintah dan aparat keamanan dengan melakukan pengawalan pendistribusuan atau penjualan BBM bersubsidi di SPBU, bila ada kendaraan perusahaan industri, tidak diperbolehkan mengisi bahan bakar," kata Warasdi. (M037/E003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011