Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, Jumat, meninjau perkembangan ekonomi kerakyatan pada sejumlah lokasi di antaranya kelompok tani yang memproduksi pakan ternak di Desa Kembayau, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.

Dalam kunjungan kerja itu, gubernur didampingi Wali Kota Amran Nur dan Wawako Erizal Ridwan, Kadis Peternakan Sumbar, Edwardi, Kadis Perkebunan Fajaruddin, Kabiro Bina Sosial Abdul Gafar, serta Sekdako Sawahlunto Zohirin Sayuti serta beberapa kepala SKPD terkait di lingkungan pemerintah kota (pemkot) setempat.

Gubernur meninjau usaha Himpunan Peternakan Unggas Lokal Indonesia (Himpauli) dari kelompok Mutiara Kebayau. Kesempata itu, orang nomor satu Sumatera Barat itu menyampaikan, ternyata keberhasilan masyarakat Kota Sawahlunto telah dibuktikan dengan kerja kerasnya.

Dari kelompok tani yang kreatif di Desa Kumbayau Kecamatan Talawi, mereka telah berhasil memproduksi pakan ternak yang harganya lebih murah Rp3.000/kg dari yang dipasarkan mencapai Rp8.000/kg.

Menurut gubernur, tidak ada yang sulit dalam memperbaiki kehidupan, apabila mau berkerja keras dan bersungguh-sungguh jelas bisa capai perubahan.

Soalnya, lahan tersedia, modal dapat dibantu oleh pemerintah dan perbankan, pasar cukup menjanjikan. "Jadi, mau apalagi, kenapa kita tidak segera berbenah dari sekarang untuk lebih baik," katanya dan menambahkan, kemiskinan adalah akibat utama dari prilaku malas merupakan musuh yang mesti berantas dan harus dijauhi.

Irwan juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas segala usaha dan upaya Pemkot Sawahlunto di bawah kepemimpinan Amran Nur yang telah membuktikan berbagai program yang baik dalam menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan di daerah itu.

Perusahaan Daerah PT. Lembu Betina Subur (LBS) yang saat ini terus berkembang dengan baik, dimana dari jumlah pertama yang berjumlah 200 ekor, kini telah berkembang menjadi 350 ekor induk.

Induk yang ada, terus berproduksi pembibitan yang disukai dan telah terjadi jual bibit dengan banyak pihak, terutama dari pedagang Provinsi Jambi yang dapat membeli dengan harga yang lebih baik.

Pihak PT. LBS sendiri menyatakan idealnya lokasi ini mampu melakukan pembibitan untuk 1.000 ekor, baru bisa meraih keuntungan yang lebih baik.

"Terbuka peluang untuk orang memasukan saham atau investasi di Kota Sawahlunto ini. Kita menyadari pembibitan seperti ini seharusnya juga ada di beberapa kab/ko di Sumbar agar kebutuhan kita dapat terpenuhi secara baik," katanya.

Justru itu, diharapkan program seperti yang dilaksanakan Sawahlunto juga dapat menjadi inspirasi yang baik bagi masyarakat di Sumbar dan mengundang minat para perantau dalam menanamkan investasinya.

Selain itu, kata gubernur, melihat masyarakat di Batu Tataeh, Desa Batu Tanjuang, telah memanfaatkan lahan-lahan terlantar dari pengolahan tambang batu bara dengan menanam karet dan sawit seluas 350 ha.

Usia tanaman komoditi yang dikembangkan masyarakat itu, saat ini telah berjalan lebih kurang 3-4 tahun yang dikerjakan oleh sekitar 500 KK. Perhatian Pemkot yang begitu kuat telah melahirkan lokasi ini menjadi produkif dan dapat pula menjadi kawasan wisata yang indah, makanya patut puji.

Wali Kota Sawahlunto, Amran Nur dalam kesempatan itu menyampaikan, pihaknya akan terus berupaya sebaik mungkin mengentaskan kemiskinan di kota bekas tambang tersebut.

Apalagi saat ini telah berkomitmen, "tanpa batubara, masyarakat Sawahlunto mesti tetap sejahtera". Makanya, semangat ini akan terus ditularkan dengan baik ke masyarakat, bagaimana mengolahan lahan dan potensi yang ada ini dapat memberikan keuntungan dan baik bagi warga.

"Kita setuju ungkapan pada gubernur Irwan Prayitno, kemalasan adalah musuh utama dari kemiskinan. Untuk itu kita akan memberikan bibit-bibit dan pupuk gratis kepada masyarakat untuk menanami semua lahan mereka dan memeliharanya dengan baik," katanya.

Sebab, lahan yang begitu luas dan luar biasa di Kota Sawahlunto bekas tambang akan mampu memberikan kesejahteraaan kepada masyarakat, jika diusahakan dengan serius.

Rombongan gubernur menyempatkan meninjau lokasi Kelompok Tani Usaha Perikanan Anak Muda "UPAM" di Desa Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin.

Di tempat itu sekelompok mahasiswa melakukan penelitian juga mengembangkan ikan lele dengan kolam plastik serta ternak sapi kampung sebagai upaya menumbuhkan jiwa wiraswasta. (SA/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011