Ketika seluruh sifat kerentanan 'badai sempurna' yang unik di AS digabungkan, maka akan ada wabah virus yang dapat dengan cepat menyebabkan peningkatan kasus hingga peningkatan rawat inapJakarta (ANTARA) - Para ahli memaparkan beberapa alasan mengapa tingkat pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit lebih tinggi di Amerika Utara daripada di sebagian besar belahan dunia lainnya, demikian dilaporkan BBC.
Seorang ahli epidemiologi dan ahli kesehatan global di Universitas Syracuse di New York, Profesor David larsen kepada BBC seperti dilansir Xinhua, Minggu, mengatakan populasi Amerika Serikat (AS) sangat berbeda dari Eropa dan Afrika Selatan.
"Kami memiliki populasi yang lebih tua dibandingkan Afrika Selatan. Itu masalah besar," ujar dia, menambahkan bahwa populasi AS memiliki struktur usia yang mirip dengan Eropa tetapi kurang sehat daripada populasi di Benua Biru tersebut.
Ia menyebutkan bahwa tingkat hipertensi dan obesitas, keduanya merupakan komorbiditas yang meningkatkan risiko COVID-19, lebih tinggi di AS daripada di sebagian besar negara lain.
Sementara itu, seorang lektor kepala di departemen ilmu kesehatan kuantitatif dan kependudukan di Universitas Case Western Dr Mark Cameron di Ohio menuturkan bahwa dirinya meyakini AS sedang didera "badai sempurna" COVID-19, yakni penyakit penyerta, ketidakmerataan akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan penentangan terhadap vaksin, masker, serta langkah-langkah pencegahan lainnya.
"Ketika seluruh sifat kerentanan 'badai sempurna' yang unik di AS digabungkan, maka akan ada wabah virus yang dapat dengan cepat menyebabkan peningkatan kasus hingga peningkatan rawat inap, yang membebani rumah sakit dan komunitas kesehatan setempat," ujar dia.
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022