di Singkawang ini mayoritas orang TionghoaPontianak (ANTARA) - Sosok Bripka Mernawati, polisi wanita (Polwan) yang bertugas di Bagian Administrasi Satbinmas Polres Singkawang viral di media sosial karena mengedukasi vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa Kek (Tionghua) di wilayah tugasnya.
Diketahui, wanita kelahiran tahun 1985 ini sudah beberapa kali menggunakan bahasa Kek sewaktu memberikan sosialisasi ke masyarakat Kota Singkawang, agar mau divaksin menyukseskan program pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Saya sebenarnya dari kecil sudah tau bahasa Kek, karena memang ibu saya orang Tionghoa dan bapak saya Jawa," kata Bripka Mernawati, saat ditemui di Mapolres Singkawang, Sabtu.
Terlebih hari-hari dia bersama ibunya selalu menggunakan bahasa Kek di rumah, sehingga wajar kalau dirinya memang pandai berbahasa Kek.
Dengan kepandaian itulah, Bripka Mernawati pun mencoba untuk mengedukasi masyarakat Kota Singkawang khususnya warga Tionghoa agar mereka (terutama yang sudah lanjut usia) mengerti dan paham dengan imbauan yang disampaikan.
"Hasilnya mereka (para orang tua dari kalangan Tionghoa) sangat antusias mengikuti vaksinasi yang digelar Polres Singkawang dalam empat hari ini. Saya berharap capaian vaksinasi bisa meningkat di Singkawang," tuturnya.
Baca juga: Dinkes Singkawang: Capaian vaksinasi COVID-19 sudah 70 persen
Baca juga: 1.828 tenaga kesehatan di Singkawang siap menerima vaksinasi COVID-19
Menurutnya, cukup banyak orang tua dari kalangan Tionghoa yang kurang mengerti dengan bahasa Indonesia, justru mereka mengerti dengan bahasa Kek yang disampaikan.
"Mengingat di Singkawang ini mayoritas orang Tionghoa, sehingga sewaktu sosialisasi saya coba menggunakan bahasa Kek dan tak disangka banyak dari mereka yang datang ke Mapolres untuk mengikuti vaksinasi," ungkapnya.
Melihat kondisi itu, dirinya berjanji akan terus melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa Kek khususnya kepada masyarakat Tionghoa yang berada di pinggiran kota.
"Mengenai pro kontra di media sosial biarkan saja, karena saya memang mengambil dari sisi positifnya saja, dengan tujuan agar orang tua dari kalangan Tionghoa yang tidak mengerti bahasa Indonesia, bisa mengerti dengan bahasa yang kita sampaikan," katanya.
Selama ini, sasaran sosialisasi baru sebatas di tengah kota, seperti Pssar Turi, Jalan Sama-Sama dan Jalan Raya Sakok.
"Ke depan akan kita sasar ke daerah-daerah pelosok yang memang banyak warga Tionghoanya," jelasnya.
Baca juga: Satgas COVID-19 Singkawang tambah 118 tempat tidur dan ruang isolasi
Menurutnya, cukup banyak orang tua dari kalangan Tionghoa yang kurang mengerti dengan bahasa Indonesia, justru mereka mengerti dengan bahasa Kek yang disampaikan.
"Mengingat di Singkawang ini mayoritas orang Tionghoa, sehingga sewaktu sosialisasi saya coba menggunakan bahasa Kek dan tak disangka banyak dari mereka yang datang ke Mapolres untuk mengikuti vaksinasi," ungkapnya.
Melihat kondisi itu, dirinya berjanji akan terus melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa Kek khususnya kepada masyarakat Tionghoa yang berada di pinggiran kota.
"Mengenai pro kontra di media sosial biarkan saja, karena saya memang mengambil dari sisi positifnya saja, dengan tujuan agar orang tua dari kalangan Tionghoa yang tidak mengerti bahasa Indonesia, bisa mengerti dengan bahasa yang kita sampaikan," katanya.
Selama ini, sasaran sosialisasi baru sebatas di tengah kota, seperti Pssar Turi, Jalan Sama-Sama dan Jalan Raya Sakok.
"Ke depan akan kita sasar ke daerah-daerah pelosok yang memang banyak warga Tionghoanya," jelasnya.
Baca juga: Satgas COVID-19 Singkawang tambah 118 tempat tidur dan ruang isolasi
Baca juga: Wali Kota: Kebijakan capaian vaksinasi melalui NIK rugikan Pontianak
Kasat Binmas Polres Singkawang Iptu Supiyanto mengatakan, bahwa masyarakat Singkawang heterogen yang secara kebetulan mayoritas masyarakat Tionghoa.
Sehingga disampaikanlah dengan sosialisasi seperti itu di tempat-tempat yang mayoritas di huni warga Tionghoa.
"Tujuannya untuk menggugah orang-orang tua dari kalangan Tionghoa agar mau mengikuti vaksinasi secara masif. Karena vaksinasi ini sangat penting," katanya.
Sehingga, dari Satbinmas Polres Singkawang mencoba melakukan terobosan baru memberikan sosialisasi dengan bahasa yang bisa dipahami orang Tionghoa yang tinggal di pasar.
"Secara kebetulan, ada anggota kita yang bisa berbahasa Kek akhirnya kita lakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa itu ke masyarakat Tionghoa," ujarnya.
Hasilnya, memang ada peningkatan sewaktu dilakukan vaksinasi. Bahkan, orang yang tidak bisa datang, pihaknya berikan layanan antarjemput secara gratis.
"Mudah-mudahan apa yang kami lakukan dengan inovasi ini bisa mempercepat capaian target vaksinasi di Kota Singkawang," harapnya.
Baca juga: Melawi jadi kabupaten pertama di Kalbar vaksinasi anak
Kasat Binmas Polres Singkawang Iptu Supiyanto mengatakan, bahwa masyarakat Singkawang heterogen yang secara kebetulan mayoritas masyarakat Tionghoa.
Sehingga disampaikanlah dengan sosialisasi seperti itu di tempat-tempat yang mayoritas di huni warga Tionghoa.
"Tujuannya untuk menggugah orang-orang tua dari kalangan Tionghoa agar mau mengikuti vaksinasi secara masif. Karena vaksinasi ini sangat penting," katanya.
Sehingga, dari Satbinmas Polres Singkawang mencoba melakukan terobosan baru memberikan sosialisasi dengan bahasa yang bisa dipahami orang Tionghoa yang tinggal di pasar.
"Secara kebetulan, ada anggota kita yang bisa berbahasa Kek akhirnya kita lakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa itu ke masyarakat Tionghoa," ujarnya.
Hasilnya, memang ada peningkatan sewaktu dilakukan vaksinasi. Bahkan, orang yang tidak bisa datang, pihaknya berikan layanan antarjemput secara gratis.
"Mudah-mudahan apa yang kami lakukan dengan inovasi ini bisa mempercepat capaian target vaksinasi di Kota Singkawang," harapnya.
Baca juga: Melawi jadi kabupaten pertama di Kalbar vaksinasi anak
Baca juga: BINDA Kalbar melakukan vaksinasi massal di tujuh daerah
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022