"Untuk sementara semua kegiatan akrobatik pesawat di udara terpaksa dihentikan," kata Danlanud Tabing Padang, Letkol.PNB Awang Kurniawan di Padang, Jumat (24/6).
Menurutnya, mulai hari ini (Jumat,red) tidak ada lagi atraksi akrobatik pesawat di atas udara dalam MAS di lapangan Udara Tabing Padang.
"Akan tetapi yang ada hanya pesawat diam (tidak diterbangkan)," katanya.
Dia menambahkan, masyarakat Kota Padang tidak dapat lagi menyaksikan secara langsung akrobatik pesawat di atas udara.
"Namun masyarakat hanya bisa melihat model pesawat aero yang ada ditampilkan dalam MAS," katanya.
Dia mengatakan, pihak TNI-AU sekarang ini terus berupaya melakukan koordinasi dengan komjen Malaysia yang ada di Medan untuk proses pemulangan jenazah pilot pesawat yang jatuh.
"Namun saat ini, kita belum mendapatkan informasi dari pihak komjen Malaysia yang ada di Medan," katanya.
Menurutnya, jenazah pilot pesawat yang jatuh saat akrobatik diatas udara masih berada dikamar mayat Rumah Sakit M Jamil Padang.
"Jenazah pilot masih berada di kamar mayat RSUP.M.Jamil Padang, untuk menunggu proses pemulangan ke negara Malaysia," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya siap untuk mendukung dalam proses pemulangan jenazah pilot pesawat ke negara Malaysia.
Semua biaya akibat kejadian tersebut akan ditanggung sepenuhnya oleh TNI-AU, serta termasuk pemulangan jenazah hingga ke Malaysia," katanya.
Untuk pemulangan jenazah pilot pesawat ke Malaysia, tambah Awang Kurniawan sudah disiapkan. "Pemulangan jenazah tersebut, akan mengunakan pesawat jenis CN 35 Milik TNI AU, dari Skuadron Udara II, Pangkalan TNI AU Halim Perdana Khusuma,"kata Awang Kurniawan.
Peristiwa jatuhnya pesawat jenis Christien Eagle" dengan nomor N 21 H di sayap terjadi pada 24 Juni 2011sekitar pukul 17.15 WIB.
Pesawat tersebut terjatuh dekat salah satu rumah warga yang di Komplek Perumahan Angkasa Puri, namun dalam peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa dari warga sekitar komplek.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011