Kathmandu (ANTARA) - Bhutan telah melaporkan 14 kasus pertama infeksi virus corona varian Omicron, kata seorang pejabat kesehatan negara itu pada Jumat.

Laporan sejumlah kasus awal varian Omicron itu dilaporkan di Bhutan di tengah gelombang pandemi di kerajaan Himalaya yang sejauh ini relatif berhasil mencegah lonjakan kasus COVID-19.

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Kerajaan Bhutan (RCDC), Sonam Wangchuk, mengatakan semua kasus varian Omicron itu adalah sampel yang dikumpulkan dari fasilitas karantina tempat para pelancong dari luar negeri tinggal.

"Kami belum mendeteksi kasus Omicron di tengah masyarakat (Bhutan)," kata Wangchuk kepada Reuters dari Thimphu.

Negara berpenduduk sekitar 750.000 orang itu telah memvaksin lebih dari 93 persen warga berusia di atas 12 tahun dengan dosis vaksin kedua.

Bhutan juga telah memberikan suntikan dosis penguat kepada lebih dari 98 persen kelompok prioritas, yakni para pekerja garis depan, orang-orang dengan kondisi medis dan lansia, kata para pejabat negara itu.

Terletak di antara China dan India, Bhutan mampu memperlambat penyebaran virus corona melalui sejumlah langkah, seperti penyaringan awal dan pemantauan di titik masuk, pengujian dan penyegelan perbatasannya, dan sebagian besar langkah itu masih berlaku.

Bhutan mencatat hanya tiga kematian terkait dengan COVID-19 dan 2.873 kasus infeksi virus corona sejak pandemi dimulai.

Sumber: Reuters
Baca juga: Bhutan mulai berikan dosis 'booster' vaksin COVID-19
Baca juga: Bhutan mulai program vaksinasi terbesar lawan COVID-19
Baca juga: India mulai ekspor vaksin COVID-19 dengan pengiriman pertama ke Bhutan

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022