Perkiraan kami sampai akhir tahun 40,5 juta kiloliter....

Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) meminta tambahan kuota bahan bakar minyak bersubsidi pada 2011 sekitar dua juta kiloliter menyusul kelangkaan komoditas tersebut akhir-akhir ini.

Juru bicara Pertamina, M Harun di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir 2011 mencapai 40,5 juta kiloliter atau naik dua juta kiloliter dibandingkan kuota sesuai APBN 2011 sebesar 38,6 juta kiloliter.

"Perkiraan kami sampai akhir tahun 40,5 juta kiloliter," katanya.

Menurut dia, pihaknya sudah menyampaikan perkiraan tambahan konsumsi BBM subsidi tersebut ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Sesuai prosedur, BPH Migas nantinya mengusulkan tambahan kuota BBM bersubsidi tersebut ke Kementerian ESDM, sebelum dibahas antardepartemen dan diajukan ke DPR dalam pembahasan RAPBN 2011.

Sebelumnya, Kementerian ESDM memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi 2011 bakal 41,42 juta kiloliter atau jauh di atas kuota APBN.

Prognosa 2011 itu melihat realisasi sampai 31 Mei 2011 sebesar 15,46 juta kiloliter.

Harun mengatakan, kelangkaan BBM bersubsidi yang terjadi di sejumlah daerah seperti Lampung dan Kalimantan Selatan lebih dikarenakan adanya penyalahgunaan peruntukkan ke industri seperti perkebunan.

"Di Lampung itu banyak penyalahgunaan. Karenanya, sudah sedikit berkurang sejak SPBU dijaga polisi," katanya.

Menurut dia, banyak pegawai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dipaksa melayani pembelian jeriken dan drum.

"Berapapun BBM yang disuplai, pasti habis juga," katanya.

Berdasarkan realisasi sampai Mei 2011, konsumsi BBM bersubsidi di Lampung sudah berlebih 15 persen dari kuotanya.

Meski, tambahnya, Pertamina telah berupaya memasok BBM sesuai kuota yang ditetapkan dalam APBN.

Kelebihan kuota yang terjadi sekarang sudah diperkirakan karena asumsi BBM bersubsidi APBN 2011 sama dengan realisasi 2010.

Kuota BBM bersubsidi dalam APBN 2011 ditetapkan sebesar 38,6 juta kiloliter yang terdiri atas premium 23,19 juta kiloliter, minyak tanah 2,32 juta kiloliter, dan solar 13,08 juta kiloliter.

Volume APBN 2011 itu tidak berbeda jauh dibandingkan realisasi 2010 yang mencapai 38,4 juta kiloliter yang terdiri atas premium 23,13 juta kiloliter, minyak tanah 2,39 juta kiloliter, dan solar 12,86 juta kiloliter.

Padahal seiring waktu, konsumsi pastinya bertambah karena pertumbuhan kendaraan dan membaiknya perekonomian.

Peningkatan kuota juga disebabkan disparitas harga antara BBM nonsubsidi dan subsidi yang tinggi sekarang.
(K007)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011