Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat pesisir selatan daerah itu tidak panik karena gempa magnitudo 6,6 pada Jumat, pukul 16.05 WIB, tidak menimbulkan tsunami.
"Kami berharap warga tidak mudah menerima laporan yang menyesatkan juga penyampaian berita hoaks," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak Agus Riza Faizal di Lebak, Jumat.
Masyarakat pesisir di Kabupaten Lebak cukup berdekatan dengan pusat gempa di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Gempa magnitudo 6,7 terjadi pada Jumat, pukul 16.05 WIB dengan kedalaman 10 kilometer. Informasi kegempaan telah diperbarui oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi magnitudo 6,6.
Titik koordinat gempa berada di 7,01 lintang selatan dan 105,26 bujur timur, sedangkan gempa di 52 kilometer barat daya Banten itu, tak menimbulkan tsunami.
Baca juga: Gempa magnitudo 6,7 di Banten berpotensi menimbulkan kerusakan
Getaran gempa terasa hingga Bogor, Tangerang, dan Jakarta.
BPBD Lebak meminta masyarakat pesisir selatan, mulai Wanasalam, Malingping, CIhara, Panggarangan, Bayah, hingga Cilograng tidak panik pascagempa tersebut.
Selain itu, mereka diminta tidak mudah terpancing laporan yang menyesatkan dan hoaks terkait dengan gempa itu.
"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG pascabencana gempa bumi itu," katanya.
Pihaknya sejauh ini menerima laporan dari relawan dari kalangan warga pesisir bahwa saat ini situasi sudah kembali normal.
Kegiatan masyarakat di pelelangan ikan maupun tempat ibadah berjalan normal, setelah gempa itu.
"Kami berharap warga jangan sampai termakan berita hoaks," katanya.
Baca juga: Rasakan gempa, warga Bayah panik khawatir tsunami
Baca juga: Warga Jakarta diajak tenang setelah gempa Magnitudo 6,7
Baca juga: Satu rumah roboh akibat gempa Banten
Baca juga: Rasakan gempa, warga Bayah panik khawatir tsunami
Baca juga: Warga Jakarta diajak tenang setelah gempa Magnitudo 6,7
Baca juga: Satu rumah roboh akibat gempa Banten
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022