Jakarta (ANTARA News) - Penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa konten, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) ,yang telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kelebihan permintaan hingga 5,12 kali.
Direktur Pelaksana PT Danatama Makmur, Vicky Ganda Saputra, selaku penjamin pelaksana emisi IPO perusahaan, dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) VIVA ditetapkan sebesar Rp280 per saham yang merupakan batasan harga tertinggi dari rentang harga yang ditawarkan selama proses bookbulding (penawaran awal).
Penentuan harga IPO itu ditetapkan setelah melakukan analisis mendalam terhadap minat dan tanggapan dari seluruh kalangan calon investor yang nampaknya sangat positif sehingga terjadi kelebihan permintaan.
Vicky Ganda Saputra mengatakan, berdasarkan hal tersebut target penerimaan dana hasil IPO juga meningkat hingga mencapai Rp640,1 miliar.
Dana yang diperoleh itu akan digunakan untuk pengembangan usaha VIVA dan anak perusahaan, ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, dalam struktur IPO ini juga terdapat 571,5 juta waran yang akan dibagikan sebagai tambahan insentif bagi keseluruhan calon investor IPO dengan rasia 4:1 (setiap empat saham akan memperoleh satu waran) dengan harga pelaksanaan Rp300 untuk setiap waran.
IPO online pertama
Menurut Vicky, IPO PT VIVA Tbk ini merupakan online pertama di Indonesia yang dilakukan di pasar modal Indonesia.
IPO online diikuti oleh masyarakat luas, namun saat ini baru dapat diberikan secara terbatas kepada 200 calon investor ritel pertama yang telah memenuhi seluruh syarat dan ketentuan yang diatur dalam IPO VIVA.
Respon pasar atas fitur penawaran saham online melalui laman www.vivanews.com positif, ungkapnya.
Ia mengatakan, merasa senang dengan tingkat antusiasme para calon investor yang menunjukkan kepercayaan mereka terhadap prospek perusahaan ke depan.
Tingkat permintaan yang tinggi ini menunjukkan sentimen positif komunitas investor atas perekonomian nasional, ucapnya.
(Tz-H.CS)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011