Coba kalkulasi berapa biaya produksi, lalu tetapkan harga jual dengan persentase keuntungan agar harga jual tak terlalu mencekik konsumen. Misalnya patok keuntungan 30 persen dari biaya produksi.
Denpasar (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster meminta para perajin tenun setempat menjual produk berkualitas dengan harga yang pantas.
"Coba kalkulasi berapa biaya produksi, lalu tetapkan harga jual dengan persentase keuntungan agar harga jual tak terlalu mencekik konsumen. Misalnya patok keuntungan 30 persen dari biaya produksi," kata Putri Koster di Denpasar, Jumat.
Istri Gubernur Bali itu mengajak para perajin tidak mencari keuntungan terlalu banyak dan tidak menetapkan harga yang terlalu mahal. "Dengan demikian, konsumen tidak merasa kaget dan cenderung takut untuk membeli produk tenun ketika melihat label harga," ucapnya.
Baca juga: Prediksi tren fashion 2022: busana warna cerah hingga tenun
Ia berharap perajin tidak mencari untung hingga 100 bahkan sampai 300 persen dan hendaknya memberikan harga yang pantas.
Putri Koster memandang perlu melakukan edukasi terkait penetapan harga jual, mengingat saat ini konsumen sudah melek dan tak bisa lagi dibodohi.
Seluruh perajin diharapkan memahami hal itu agar usaha mereka bisa berkembang. "Kalau harganya pantas, pasti banyak yang beli. Modal juga cepat berputar," ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis (13/1), Putri Koster juga berkesempatan meninjau Pertenunan Artha Dharma di Jalan Raya Sinabun, Singaraja, Kabupaten Buleleng.
Baca juga: Dekranasda Bali ajak ASN gunakan tenun endek asli
I Ketut Rajin selaku pemilik pertenunan mengatakan ciri khas Pertenunan Artha Dharma adalah perpaduan songket dan endek dengan pewarnaan alami.
Selain produksi berupa kain untuk kamen dan baju, pihaknya juga memproduksi tas berbahan kain endek dan songket serta souvenir berupa kotak tisu.
Putri Koster antusias melihat-lihat produksi di galeri pertenunan ini. Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas usaha yang ditekuni Ketut Rajin.
Selain memiliki nilai ekonomi, usaha ini juga berkaitan dengan tanggung jawab pelestarian tenun tradisional Bali. "Ini karya yang luar biasa, saya berterima kasih sekali," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan pemilik pertenunan Artha Dharma juga menjual hasil produksi dengan harga yang pantas.
Putri Koster juga kembali mengingatkan tanggung jawab pelestarian yang harus diemban oleh para perajin. Oleh sebab itu, ia minta para perajin tetap mempertahankan alat tenun cagcag sebagai warisan leluhur.
Agar keberadaannya tidak punah Putri Koster berencana mengadakan lomba menenun menggunakan alat tenun tradisional ini.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022