Magelang (ANTARA News) - Sekitar 70 ulama dan santri Pondok Pesantren Entrepreneur di Meteseh, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu malam menggelar doa untuk almarhumah Ruyati yang dihukum pancung di Saudi Arabia.
Mereka menggelar doa di halaman pondok pesantren dengan penerangan lilin. Acara tersebut digelar bersamaan dengan penutupan pesantren entrepreneur ke-4 di pondok tersebut.
Mereka melantunkan tahlil dipimpin oleh KH Muktikun Asnawi setelah itu pembacaan puisi oleh santri.
"Kami mendoakan Ruyati agar arwahnya diterima di sisi Allah," kata pengasuh Ponpes Entrepreneur yang juga pengasuh Ponpes Tegalrejo, KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf).
Ia mengatakan, kegiatan ini sekaligus untuk mendoakan Ruyati-Ruyati lainnya agar muncul semangat kembali karena di Indonesia masih banyak Ruyati yang menunggu dipancung oleh kapitalisme, para koruptor yang telah menghabiskan hak-hak rakyat dan telah memangkas hak ekonomi masyarakat.
"Kami mendoakan agar mereka mempunyai kemandirian dan semangat," katanya. Menurut Gus Yusuf kesalahan yang paling mendasar bangsa ini adalah tidak pernah serius untuk mengajarkan kewirausahaan, bangsa ini tidak serius untuk menanamkan kemandirian kepada rakyatnya.
"Kasus Ruyati ini harus diambil hikmahnya untuk instrospeksi bangkitnya kewirausahaan dan kemandirian bangsa Indonesia.
Ia mengatakan, semangat ini harus ditanamkan kepada jiwa anak bangsa sehingga ekspor tenaga kerja Indonesia (TKI) dihentikan.
"Kami sangat prihatin melihat kenyataan bahwa negeri ini mengekspor TKI. Hal ini sesungguhnya menggadaikan martabat bangsa," katanya.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011